digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jumlah sampah makanan terus meningkat setiap tahunnya yang sebagian besar diproduksi oleh rumah tangga. Sehingga, dibutuhkan kolaborasi dengan setiap pihak untuk menurunkan sampah makanan. Bank makanan merupakan salah satu institusi yang berpotensi dalam menurunkan jumlah sampah makanan dengan mendistribusikan makanan surplus yang masih layak kepada masyarakat. Namun, bank makanan merupakan institusi non-profit yang sangat bergantung pada donatur dari segi operasional. Oleh karena itu, penelitian mengenai bank makanan perlu dilakukan untuk mendukung penurunan sampah makanan, khususnya di Jawa Barat yang menjadi salah satu provinsi tertinggi dalam jumlah sampah makanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Soft System Agent-based Methodology (SSABM) untuk memahami garis besar kondisi food bank di Indonesia saat ini serta mensimulasikan bagaimana motivasi secara internal dan eksternal dapat menyebabkan masyarakat semakin ingin berdonasi. Terdapat tiga hasil dari penelitian ini yaitu 1) gambaran besar mengenai kolaborasi antara bank makanan dengan berbagai pihak di Jawa barat, 2) memahami faktor terbesar yang membuat masyarakat ingin donasi, serta 3) simulasi interaksi masyarakat dalam melakukan donasi. Pada penelitian ini, aktor eksternal merupakan faktor terbesar yang membuat masyarakat ingin melakukan donasi. Selain itu, berdasarkan hasil simulasi, kampanye secara daring dengan melibatkan influencer dapat menurunkan sampah hingga 9,8%. Penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan teori untuk memahami dinamika interaksi setiap individu dalam melakukan donasi. Akhirnya, penulis memberikan tiga rekomendasi praktikal untuk bank makanan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan tujuan akhir yaitu penurunan sampah makanan.