Abstrak - Florence Angelina
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Glukomanan adalah serat pangan larut air yang digunakan sebagai hidrokoloid
dalam produk pangan dan non-pangan. Sumber glukomanan komersial biasanya berasal
dari umbi konjak yang diimpor dari negara Asia Timur. Namun, terdapat sumber
glukomanan lain yang berasal dari kekayaan alam Indonesia yaitu dari umbi tanaman
Amorphophallus muelleri Blume (porang) yang dapat dijadikan sebagai sumber
glukomanan alternatif. Saat ini, kebanyakan umbi porang lokal diproduksi dalam bentuk
chip yang memiliki nilai jual rendah. Padahal, apabila dijual dalam bentuk tepung maka
akan memiliki harga jual yang lebih tinggi. Produk tepung glukomanan porang dapat
bersaing dengan tepung glukomanan konjak apabila proses produksinya dikembangkan
melalui metode yang tepat untuk menghasilkan kemurnian glukomanan yang lebih
tinggi. Metode ekstraksi counter-current atau cross-flow multi tahap berpotensi
meningkatkan kemurnian dengan penggunaan pelarut yang efisien.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh tahapan dan metode
ekstraksi, serta rasio pelarut-tepung (nisbah) terhadap kemurnian glukomanan tepung
porang. Tiga tahapan utama penelitian ini terdiri atas perlakuan awal dengan
penggunaan etanol 70% dan natrium bisulfit, ekstraksi dengan metode counter-current
dan cross-flow multi tahap menggunakan isopropil alkohol 80% dengan variasi nisbah
pelarut-tepung, serta karakterisasi tepung glukomanan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semakin banyak tahapan ekstraksi yang dilakukan dan semakin besarnya nisbah
pelarut-tepung, maka semakin tinggi kemurnian glukomanan yang dihasilkan. Tepung
glukomanan porang terbaik dalam penelitian ini dihasilkan oleh metode ekstraksi
counter-current 3 tahap nisbah 11 (w/w), dengan rendemen 95.22%, viskositas 7661 cP,
kemurnian glukomanan 75.43%, dan whiteness index 84.94. Hasil penelitian ini
menunjukkan metode counter-current lebih efisien dibandingkan cross-flow. Ekstraksi
counter-current lebih baik karena dapat menghasilkan kemurnian tinggi dengan
penggunaan pelarut yang lebih hemat dibandingkan dengan metode cross-flow.