Membuka sebuah kedai kopi adalah salah satu usaha bisnis yang sedang populer di Indonesia, didorong oleh budaya kopi yang terus berkembang. Namun, pemilik kedai kopi menghadapi tantangan dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mempertahankan bisnis mereka, memastikan pendapatan yang konsisten, umpan balik positif dari pelanggan, dan penjualan produk yang stabil. Bagi Kopi, sebuah merek kedai kopi yang didirikan di Bandung pada Years 2020, telah dengan cepat memperluas kehadirannya dengan membuka beberapa cabang di berbagai kota. Meskipun pertumbuhannya pesat, terdapat perbedaan signifikan dalam kinerja penjualan antar cabang, khususnya cabang Yogyakarta berkinerja lebih rendah dibandingkan dengan cabang di Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan strategi bisnis guna meningkatkan penjualan Bagi Kopi pada cabang-cabang di Yogyakarta. Melalui analisis akar penyebab yang komprehensif menggunakan analisis internal dan eksternal seperti SWOT, VRIN, PESTEL, dan Lima Kekuatan Porter, penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perbedaan penjualan dan memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti untuk menjembatani kesenjangan kinerja tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran, mengintegrasikan data kuantitatif dari kuesioner pelanggan dan data kualitatif dari wawancara semiterstruktur dengan pemangku kepentingan di Bagi Kopi. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif, analisis klaster, dan analisis kesenjangan untuk memahami persepsi dan perilaku konsumen. Data kualitatif memberikan wawasan berharga melalui wawancara dengan pemangku kepentingan, mengungkapkan faktor-faktor mendasar yang mempengaruhi kinerja penjualan. Temuan menunjukkan bahwa perbedaan demografi pelanggan, preferensi, dan kondisi pasar antara Yogyakarta dan Bandung secara signifikan mempengaruhi hasil penjualan. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini mengusulkan strategi yang ditargetkan untuk Bagi Kopi di Yogyakarta, dengan fokus pada peningkatan keterlibatan pelanggan, peningkatan kualitas layanan, dan pemanfaatan peluang pasar lokal. Strategi yang diusulkan mencakup tindakan spesifik seperti inisiatif pemasaran, pelatihan staf secara teratur, dan manajemen fasilitas yang efektif untuk menyelaraskan kinerja cabang Yogyakarta dengan cabang di Bandung.