2002 TS PP KHOIRUL MUROD 1-COVER.pdf
2002 TS PP KHOIRUL MUROD 1-BAB 1.pdf
2002 TS PP KHOIRUL MUROD 1-BAB 2.pdf
2002 TS PP KHOIRUL MUROD 1-BAB 3.pdf
2002 TS PP KHOIRUL MUROD 1-BAB 4.pdf
2002 TS PP KHOIRUL MUROD 1-BAB 5.pdf
2002 TS PP KHOIRUL MUROD 1-PUSTAKA.pdf
Abstrak:
Kali Boyong merupakan saiah sate sungai yang berhulu di Gunung Merapi, dan mengalir membeiah kota Yogyakarta. Dengan kondisi yang demikian maka kota Yogyakarta adalah rawan bencana akibat dan letusan Gunung Merapi. Bencana tersebut dapat akibat iangsung berupa awan panas maupun tidak iangsung berupa aliran lahar atau debris.
Untuk mengamankan kota Yogyakarta diterapkan teknoiegi sabo yaitu dengan membuat check darn di Kali Boyong. Sampai saat ini check darn yang ada adalah 7 buah. Dengan posisi paling hula adalah BO D7 ( Boyong Darn No.7) yang merupakan check darn tipe terbuka, kemudian diikuti BO D6 ( Boyong Dam No.6 ) yang merupakan check dam tipe tertutup.
Check dam ini mempunyai fungsi mengendalikan sedimen, yaitu menahan sementara waktu saat banjir yang kemudian akan melepaskan saat debit-debit kecil. Sehingga akan terbuka kembali ruang untuk menampung lahar atau debris pada banjir berikutnya. Dalam fungsinya, BO D6 pada kejadian banjir lahar atau debris di tahun 1995 mampu mengendalikan sedimen sebesar 28.65% berdasarkan pengukuran memanjang. Waktu yang dibutuhkan untuk membuka kembali ruang baru adalah 3 hari. Sedang untuk kejadian di tahun 2000 sedimen yang dapat dikendalikan sebesar 28.98%. Waktu yang dibutuhkan untuk membuka kembali ruang baru adalah 31 hari. Sementara itu BO D7 pada kejadian banjir lahar atau debris tanggal 18 Januari 1998 mampu mengendalikan sedimen sebesar 9.1%. Waktu untuk mebuka kembali adalah 17 hari. Untuk kejadian pada 16 Februari 1998 mampu mengendalikan sedimen sebesar 12.35%. Waktu untuk membuka kembali adalah 3 hari. Kejadian pada 24 Februari mampu mengendalikan sedimen sebesar 9.42%. Waktu untuk pengosongan kembali adalah 45 hari.