digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Irmanto
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

COVER_Irmanto.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

BAB I_Irmanto.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

BAB II_Irmanto.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

BAB III_Irmanto.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

BAB IV_Irmanto.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

BAB V_Irmanto.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

PUSTAKA Irmanto
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan bangunan pengendali sedimen berupa sabo dam dalam upaya mereduksi banjir dan pengendalian sedimentasi di sungai Milangodaa setelah mengalami bencana banjir pada bulan Agustus. Dengan menggunakan data hidrologi dan topografi, penelitian ini berusaha untuk menyajikan informasi mendalam tentang dampak positif dan potensi solusi dalam mengurangi risiko bencana alam dan melindungi lingkungan sungai. Pendekatan hidrologi dilakukan menggunakan program HEC-HMS dengan analisis awal topografi menggunakan aplikasi GIS, pendekatan hidraulika dilakukan dengan Program HEC-RAS 6.3.1 untuk menganalisis banjir, agradasi dan degradasi dasar sungai. Geometri sungai yang digunakan adalah geometri sungai hasil pengukuran tahun 2020. Berdasarkan simulasi transpor sedimen dengan debit aliran rendah selama 2 tahun pada kondisi eksisting, Sungai Kiri terjadi Degradasi sebesar 126.406 m3/2 tahun, sebesar 11.362 m3/2 tahun, dan di Sungai Hilir sebesar 43.939 m3/2tahun. Pada kondisi dengan model Sabo Dam, pada Sungai Kanan diperoleh degradasi sebesar 60.019 m3/tahun, pada Sungai Kiri terjadi Agradasi Sebesar 2.923 m3/2 tahun dan pada Sungai Hilir sebesar 143.934 m3/2tahun. Simulasi Banjir pada kondisi sungai eksisting di bagian hilir, terjadi limpasan pada debit Q25 dengan elevasi muka air pada STA 1450 adalah 23,33 m dan dengan geometri sungai model menjadi 23,04 meter. Dengan ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan Sabo Dam menyebabkan Degradasi pada Hilir sungai sehingga menambah kapasitas tampung sungai. untuk mengendalikan banjir, peningkatan sungai atau normalisasi sungai lebih efektif daripada menggunakan sabo dam, dimana untuk bangunan sabo dam memang didesain dan lebih efektif untuk mengendalikan sedimen dan meredam kecepatan atau energi dari aliran banjir.