Studi ini mengkaji determinan kinerja budaya keselamatan di perusahaan minyak
dan gas lepas pantai yang sudah matang, dengan fokus pada studi kasus sebuah
perusahaan di Indonesia. Faktor-faktor kunci yang diidentifikasi meliputi komitmen
manajemen, kepemimpinan keselamatan, sikap pribadi, komunikasi, kompetensi,
dan kondisi tempat kerja. Pendekatan metode campuran menggabungkan
wawancara kualitatif dan analisis kuantitatif menggunakan Partial Least Squares
Structural Equation Modeling (PLS-SEM).
Temuan mengungkapkan bahwa komitmen manajemen secara signifikan
meningkatkan kepatuhan keselamatan. Kepemimpinan keselamatan berpengaruh
positif terhadap kepatuhan dan partisipasi keselamatan, menekankan pentingnya
kepemimpinan yang efektif. Sikap pribadi terhadap keselamatan juga berdampak
pada kepatuhan dan partisipasi, sehingga menyoroti peran keyakinan individu.
Komunikasi sangat penting untuk partisipasi keselamatan, dengan penekanan pada
perlunya saluran komunikasi organisasi yang jelas. Kompetensi, melalui pelatihan
dan keterampilan, akan memastikan kepatuhan terhadap protokol keselamatan dan
partisipasi aktif dalam kegiatan keselamatan. Kondisi tempat kerja, termasuk
lingkungan fisik dan organisasi, secara signifikan mempengaruhi kepatuhan dan
partisipasi keselamatan.
Studi ini menggarisbawahi peran mediasi kepatuhan dan partisipasi keselamatan
dalam menerjemahkan komitmen manajemen, kepemimpinan, sikap pribadi,
komunikasi, kompetensi, dan kondisi tempat kerja dalam peningkatan kinerja
budaya keselamatan. Meningkatkan kepatuhan dan partisipasi keselamatan akan
menumbuhkan budaya keselamatan yang kuat.
Kontribusi teoretis dari studi ini yaitu model baru yang menghubungkan faktorfaktor tersebut dengan kinerja budaya keselamatan, sehingga memperkaya teori
manajemen keselamatan. Secara praktis, studi ini merekomendasikan komitmen
manajemen yang lebih kuat, menumbuhkan kepemimpinan keselamatan,
mendorong sikap keselamatan yang positif, meningkatkan komunikasi, berinvestasi
dalam kompetensi, dan memastikan kondisi tempat kerja yang mendukung.
Masih terdapat keterbatasan pada studi ini, yaitu sampel yang digunakan hanya
satu perusahaan. Disarankan, penelitian selanjutnya sebaiknya mengeksplorasi
konteks yang lebih beragam dan sampel yang lebih besar.