Dorongan global menuju netralitas karbon telah memberikan dorongan yang
signifikan pada semua industri untuk melakukan transformasi praktik
berkelanjutan dengan segala upaya. Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan
target untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060, dengan sektor
transportasi yang menjadi salah satu kontributor signifikan terhadap jejak karbon
negara ini. Berdasarkan Climate Transparency Report (Climate Transparency,
2022) sektor ketenagalistrikan Indonesia didominasi oleh bahan bakar fosil (81%)
dan 62% pasokan listriknya berasal dari batu bara. Sektor energi terus menjadi
kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2021, yaitu sebesar
43% dari total emisi. Diikuti oleh sektor transportasi sebesar 25% dan sektor
industri sebesar 23%. Lebih dari 90% emisi GRK dari transportasi berasal dari
transportasi darat. Dekarbonisasi sistem transportasi dengan mempercepat
penggunaan kendaraan ramah lingkungan, rendah emisi, dan elektrifikasi (xEV)
adalah jawaban utama untuk mengatasi permasalahan ini, begitu pula dengan
peralihan ke energi terbarukan. Di sisi lain, sebagai bagian dari strategi nasional
ini, Bali telah ditetapkan sebagai daerah pionir dengan target mencapai NZE pada
tahun 2045, lebih awal dari target nasional. Konteks ini menciptakan kebutuhan
mendesak untuk melakukan penelitian mengenai upaya berkelanjutan di Bali,
termasuk solusi mobilitas berkelanjutan di kawasan pariwisata.
Dalam hal ini, The Stones Hotel Legian Bali, sebagai pemain terkemuka di sektor
perhotelan di Bali di bawah Grup Marriot, secara aktif mencari peluang untuk
membantu pemerintah Provinsi Bali dalam mempromosikan penggunaan
kendaraan listrik. Selain mendukung Pemerintah, The Stones Hotel Bali juga
menghadapi tantangan dalam mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar
yang ditandai dengan meningkatnya kesadaran lingkungan dan praktik
berkelanjutan di kalangan wisatawan. Keadaan ini menekankan pentingnya hotel
dalam memenuhi kebutuhan pelanngan akan solusi transportasi yang lebih
berkelanjutan. Hotel ini harus menyelaraskan operasinya dengan tujuan NZE Bali
sambil juga memenuhi kebutuhan pelanggan yang berkembang akan solusi
transportasi ramah lingkungan melalui alternatif xEV. Namun masih terdapat
ketidakpastian mengenai teknologi xEV mana yang paling efektif, terdiri dari
Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan
iv
Battery Electric Vehicle (BEV), yang dapat memenuhi preferensi tamu dan
kebutuhan operasional hotel.
Secara bersamaan, Toyota Indonesia, sebagai produsen mobil yang telah
memimpin pasar selama lebih dari 50 tahun di Indonesia, berkomitmen untuk
mendukung Pemerintah Indonesia dalam mempopulerkan xEV. Perusahaan ini
harus menavigasi transisi ke elektrifikasi sambil mempertahankan keunggulan
kompetitifnya. Tantangannya adalah mengembangkan produk xEV
(BEV/PHEV/HEV) yang memenuhi kebutuhan pasar Indonesia dan tujuan
keberlanjutan dalam skala besar. Untuk mendukung transisi ini, Toyota akan fokus
memahami preferensi pelanggan dan tingkat penerimaan untuk berbagai model
xEV di sektor percontohan seperti kawasan pariwisata. Program percontohan ini
akan memberikan wawasan mendalam tentang model yang paling disukai dan
faktor-faktor penting dari perspektif pengunjung, sebelum perusahaan memutuskan
untuk meningkatkan produksi massal guna mencapai penerapan xEV yang lebih
luas di Indonesia.
Mengingat tantangan yang dihadapi The Stones Hotel dan Toyota Indonesia, kedua
pihak sepakat untuk melakukan uji coba xEV shuttle hotel menggunakan berbagai
jenis EV (BEV/PHEV/HEV). Penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana
preferensi pelanggan terhadap teknologi xEV Toyota dapat dipahami dalam
konteks sektor bisnis hotel dengan menganalisis preferensi pelanggan terhadap
layanan antar-jemput shuttle di The Stones Hotel Bali. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi atribut yang paling berpengaruh dalam mendorong pilihan
pelanggan, menentukan kombinasi atribut yang optimal berdasarkan preferensi
pelanggan, hingga mengusulkan strategi pemasaran untuk meningkatkan
pemanfaatan shuttle xEV sejalan dengan tujuan NZE Bali. Penelitian ini
menggunakan Conjoint Approach dengan metode Choice-Based Conjoint (CBC),
dengan fokus pada lima atribut utama: (1) harga sewa kendaraan, (2) kapasitas,
(3) teknologi, (4) pengurangan emisi CO2, dan (5) kapasitas cargo/bagasi.
Metodologi ini memungkinkan eksplorasi sistematis tentang bagaimana atribut
mempengaruhi keputusan pelanggan dan mengukur dampaknya secara
keseluruhan, memberikan pemahaman rinci tentang atribut yang paling
berpengaruh dan kombinasi tingkat atribut yang paling disukai. Temuan dari
penelitian menunjukkan bahwa atribut yang paling mempengaruhi preferensi
pelanggan terhadap xEV shuttle di The Stones Hotel Bali adalah harga sewa xEV
(33,18%), kapasitas EV (24,97%), pengurangan emisi CO2 (18,84%), kapasitas
bagasi (15,63%), dan teknologi xEV (7,38%). Pelanggan memprioritaskan
keterjangkauan, seperti yang ditunjukkan oleh tingginya kepentingan harga sewa
kendaraan listrik. Kapasitas adalah atribut terpenting kedua, yang menunjukkan
bahwa pelanggan lebih memilih angkutan yang dapat mengakomodasi penumpang
lebih banyak. Pengurangan emisi CO2 juga merupakan faktor penting, yang
mencerminkan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan wisatawan.
Meskipun kapasitas bagasi dan teknologi xEV memiliki nilai yang lebih rendah,
keduanya tetap berperan dalam proses pengambilan keputusan pelanggan.