Layanan Paylater populer di kalangan Generasi Y dan Z, didorong oleh ecommerce dan selaras dengan tujuan inklusi keuangan OJK 2021-2025. Meski NPL
turun 3,19% dari 8,5% di Juni menjadi 5,31% di November 2023, Paylater
menghadirkan risiko non-material seperti kesulitan mendapatkan pinjaman rumah
dan beasiswa karena perilaku pembelian impulsif yang bisa berujung pada
gangguan mental. Survei McKinsey menunjukkan bahwa Generasi Y dan Z di
Indonesia melaporkan kesehatan mental yang buruk, mempengaruhi pengambilan
keputusan mereka. GMV Paylater di Indonesia diperkirakan meningkat dari
$3,483.8 juta pada 2022 menjadi $7,742.2 juta pada 2028. Penelitian ini
menemukan bahwa faktor psikologis berpengaruh positif terhadap perilaku
pembelian kompulsif, literasi keuangan berkorelasi negatif, dan penyalahgunaan
Paylater berpengaruh positif. Kesadaran risiko utang bersama literasi keuangan
mengurangi perilaku pembelian kompulsif namun tidak memoderasi hubungan
antara penyalahgunaan Paylater dan perilaku pembelian kompulsif. Studi ini
menyoroti strategi OJK untuk meningkatkan literasi keuangan melalui kolaborasi
lintas sektor, program pendidikan, dan reformasi peraturan. Penyedia Paylater
juga mempromosikan literasi keuangan melalui kolaborasi dan proyek CSR.
Rekomendasi mencakup mengintegrasikan aspek psikologis dan sosial dalam
program literasi keuangan, serta menerapkan model Penta Helix untuk
meningkatkan kolaborasi di berbagai sektor. Strategi offline mencakup acara
pendidikan besar dan kampanye kesehatan mental, sementara strategi online
memanfaatkan media sosial, webinar, dan kampanye nasional. Penelitian masa
depan harus mengeksplorasi hubungan langsung antara faktor psikologis dan
penyalahgunaan Paylater, pengaruh eksternal terhadap perilaku pembelian
kompulsif, serta integrasi kesadaran risiko utang dalam kampanye literasi
keuangan. Sinergi dalam konsep Penta Helix dari berbagai perspektif pemangku
kepentingan juga penting untuk memastikan kepatuhan peraturan dan standar etika
dalam kolaborasi multi-pihak.