2024 SK PP Raina Dwi Satiti [19021262] - Abstract
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Raina Dwi Satiti [19021262] - List of Contents
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Raina Dwi Satiti [19021262] - Chapter 1
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Raina Dwi Satiti [19021262] - Chapter 2
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Raina Dwi Satiti [19021262] - Chapter 3
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Raina Dwi Satiti [19021262] - Chapter 4
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Raina Dwi Satiti [19021262] - Chapter 5
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Raina Dwi Satiti [19021262] - References
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Raina Dwi Satiti [19021262] - Full Text
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa
Literasi finansial dan inklusi keuangan adalah dua hal penting yang seringkali dihubungkan dengan konsep kesejahteraan subjektif individu. Pandemi yang terjadi di tahun 2020 telah meningkatkan kenaikan dari pertumbuhan teknologi finansial yang juga membuka kesempatan untuk penerapan inklusi keuangan digital secara lebih luas lagi. Di satu sisi, implementasi dari konsep keuangan digital telah membuka kesempatan untuk para lansia agar dapat mengakses layanan keuangan yang terpercaya secara lebih mudah. Namun sebaliknya, para lansia juga seringkali mengalami kesulitan dalam mengakses layanan keuangan digital karena eksistensi dari kesenjangan digital dan juga kurangnya kemampuan dalam aspek literasi digital.
Indonesia memiliki populasi lansia sebanyak 44 juta orang dan 43,29% di antaranya dikategorikan dalam golongan 40% terbawah dalam pengeluaran di Indonesia. Situasi ini terjadi karena hanya sebagian kecil dari lansia di Indonesia yang memiliki dana pensiun dan menggunakan keuntungan investasi untuk kehidupan tua mereka atau dapat dianggap mandiri secara finansial. Sebagian besar lansia di Indoensia masih sangat mengandalkan kehidupan finansial, fisik, dan psikologis mereka kepada generasi muda Indonesia. Karena situasi ini, kesejahteraan subjektif lanjut usia di Indonesia perlu diperhatikan secara lebih cermat.
Riset ini menganalisa secara lebih jauh tentang pengaruh dari literasi digital, literasi keuangan, dan mediasi dari inklusi keuangan digital terhadap kesejahteraan subjektif individu lansia, khususnya dalam tiga aspek, yakni kesehatan, kondisi psikologis, dan kepuasan hidup. Riset ini telah mengumpulkan data dari 203 responden yang berusia ? 55 tahun di Indonesia. Hubungan antara masing-masing variable di riset ini diukur menggunakan metode Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan literasi digital dan literasi keuangan memiliki efek positif yang signifikan terhadap beberapa aspek dari kesejahteraan subjektif lansia di Indonesia. Selain itu, mediasi dari variable inklusi keuangan digital kemudian memperkuat efek dari literasi digital dan literasi keuangan terhadap kesejahteraan subjektif lansia di Indonesia, khususnya di bagian kondisi psikologis dan kepuasan hidup.