Komputasi awan melibatkan penggunaan jaringan server berbasis internet untuk
memelihara, menyimpan, mengelola, menganalisis, dan melindungi data. Dengan data
yang disimpan di cloud, organisasi dapat meningkatkan administrasi, menyederhanakan
operasi, meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan meningkatkan pengalaman
pelanggan digital. Meskipun mengalami pertumbuhan data yang pesat, Indonesia dan
sektor perbankannya belum sepenuhnya menerapkan komputasi awan karena tantangan
peraturan dan infrastruktur yang tidak memadai. Alasan utama mengapa bank enggan
mengadopsi teknologi ini adalah tingginya biaya pengembangan, serta perlunya
investasi waktu dan sumber daya.
Komputasi awan, teknologi terkini yang menghadirkan manfaat sekaligus tantangan.
Untuk mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran di kalangan pengambil keputusan,
penting untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi komputasi awan
sebelum implementasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor teknologi,
organisasi, dan lingkungan yang mempengaruhi keputusan Bank Tepat Syariah untuk
mengadopsi komputasi awan, sehingga membantu pengambil keputusan dalam membuat
pilihan yang tepat.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat sepuluh faktor utama yang
mempengaruhi Keputusan adopsi komputasi awan di Bank Tepat Syariah, yaitu:
Kompatibilitas, Skalabilitas, Kompleksitas, Efisiensi Biaya, Proses Komunikasi, Ukuran
Organisasi, Kesiapan Talent, Keunggulan Kompetitif, Standardisasi, Regulasi, Kecuali
Skalabilitas, Efisiens Biaya, dan Keunggulan Kompetitif, sebagian besar faktor
ditemukan menghambat dan menunda penerapan komputasi awan di Bank Tepat Syariah.
Faktor-faktor kunci ini saling berhubungan dalam berbagai cara, dimana satu faktor
mempengaruhi faktor yang lainnya dalam proses pengambilan Keputusan mengenai
adopsi komputasi awan.