Inklusi keuangan, elemen penting dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, bertujuan untuk
menyediakan layanan keuangan yang terjangkau dan dapat diakses bagi penduduk yang belum
tersentuh. Di Asia Tenggara, di mana sebagian besar penduduk masih belum memiliki akses
ke sistem perbankan atau hanya memiliki akses terbatas, Bank Berdaya Syariah telah menjadi
pemain utama yang melayani masyarakat ini selama lebih dari satu dekade melalui produk
pinjaman berbasis komunitas/kelompok yang dikenal sebagai Pembiayaan Masa Depan
(PMD). Bank Berdaya Syariah melihat potensi untuk menawarkan kepada nasabah setianya
produk pembiayaan perorangan (Individual Financing atau IF). Namun, bank menghadapi
tantangan dalam pengembangan produk Pembiayaan Perorangan (Individual Financing atau
IF) yang ditandai oleh tingkat pembayaran angsuran yang rendah dan berada di bawah ratarata tingkat pembayaran angsuran pada produk PMD berkelompok.
Melalui metode penelitian kualitatif, data akan dikumpulkan dari nasabah yang telah
menggunakan produk IF dan juga kepada calon nasabah. Analisis umpan balik dan pengalaman
pelanggan akan menerangi keselarasan (atau ketidaksesuaian) antara penawaran produk IF dan
kebutuhan pelanggan. Hasil penelitian ini akan berkontribusi pada pengembangan strategi
proaktif yang dapat mendorong peningkatan tingkat pembayaran angsuran yang menjadi
masalah bagi produk IF. Penelitian ini akan menekankan pentingnya memahami kebutuhan
pelanggan sebagai langkah dasar dalam mengembangkan produk keuangan untuk segmen atau
kelompok pelanggan yang kurang dilayani oleh perbankan.