Proses pembelajaran berperan penting dalam meningkatkan kualitas perilaku, pengetahuan, keterampilan ,dan sikap siswa. Pembelajaran matematika, khususnya,
krusial dalam membentuk pola pikir logis dan kritis serta membantu siswa memecahkan masalah sehari-hari. Namun, hasil PISA 2018 menunjukkan bahwa hanya 1% siswa Indonesia mampu memodelkan dan memecahkan masalah kontekstual dibandingkan dengan rata-rata OECD sebesar 11%. Selain itu, hasil Ujian Nasional SMP tahun 2019 dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) 2023
menunjukkan rendahnya kemampuan numerasi siswa SMP khususnya dalam standar konten bilangan. Berdasarkan hal tersebut, pengembangan buku pengayaan matematika berjudul Bermatematika dengan Konten Bilangan dalam Konteks Nyata dengan menggunakan prinsip Problem in Real-World Context (PRWC)
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa pada konten bilangan. Metode PRWC atau pengembangan masalah dalam konteks nyata yang telah diterapkan di Singapura, dirancang untuk membantu siswa menghadapi dan menyelesaikan persoalan sehari-hari secara matematis. Pengembangan buku ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam literasi matematika dan memecahkan masalah dalam konteks nyata sehingga menghasilkan siswa yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Metodologi ADDIE digunakan sebagai kerangka pengembangan buku yang meliputi tahapan Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Setelah buku selesai dikembangkan, buku diujikan kepada siswa yang telah melalui Fase D Kurikulum Merdeka untuk dilihat kelayakan serta pengaruhnya terhadap pemahaman siswa terkait konten bilangan. Hasil uji kelayakan menunjukkan bahwa sepuluh indikator kelayakan buku telah tercapai sehingga buku dapat dikatakan layak. Sedangkan hasil evaluasi pengaruh buku menunjukkan terdapat pengaruh positif yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata sebesar 83%. Selisih nilai tersebut menunjukkan terjadi kenaikan nilai siswa setelah diberi perlakuan dalam bentuk implementasi buku.