Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Rantai pasok LPG milik PT X di Kalimantan Selatan saat ini tidak efisien. Ketinggian
Jembatan Barito membatasi sehingga hanya jenis kapal Lighter yang dapat menyuplai
Terminal LPG Y. Beberapa jalan utama tidak dapat dilalui karena bencana banjir yang
menyebabkan tingginya biaya distribusi. Inefisiensi rantai pasok disebabkan
utamanya oleh faktor lingkungan. Untuk mengatasi faktor-faktor tersebut, PT X perlu
membangun terminal baru yang akan beroperasi bersama Terminal LPG Y sehingga
akan terjadi pembagian permintaan antara kedua fasilitas tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dikembangkan sebuah model MILP yang
mempertimbangkan biaya operasional dan biaya investasi terminal untuk menentukan
alternatif operasi terminal. Model ini mempertimbangkan keseimbangan volume,
pemasangan, operasi, dan ukuran dermaga, pemasangan, operasi, dan ukuran tangki
timbun, pemasangan, operasi filling-shed, dan jumlah pekerja.
Model tersebut mengusulkan agar PT X membangun terminal baru di Pantai Joras
dengan throughput harian 716,55 MT/hari, dermaga dengan panjang trestle 2068
meter, satu tangki spherical sebesar 2500 MT, dan empat filling-shed. Terminal LPG
Y akan melanjutkan operasi dengan throughput harian 430.059 MT/hari. Solusi yang
diusulkan menghasilkan total biaya $236.990.160,09 yang lebih rendah daripada
alternatif awal apabila Terminal LPG Y melanjutkan operasi sendiri dengan total
biaya $248.607.975,99. Total biaya yang lebih rendah disebabkan oleh biaya suplai
yang lebih rendah karena pada alternatif optimal, jenis kapal Small II digunakan
untuk memenuhi permintaan LPG.