Perpustakaan Digital ITB

Kota Yogyakarta merupakan kota yang berbudaya dengan sejarah budaya yang telah lama dikenal secara meluas. Satu lini imajiner yang disebut Sumbu Filosofi merupakan acuan dalam pembangunan kota ini yang menjadi keunikannya. pengajuan ke UNESCO sebagai warisan dunia merupakan bukti bahwa kayanya akan sumber kebudayaan yang ada. pariwisata sendiri yang dijadikan kegiatan pendukung di Sumbu Filosofis bukanlah kegiatan utama yang menjadi tujuan penggunaannya, kerumitan pemanfaatan yang menjadi dualitas penggunaan sebagai sumber daya pariwisata dan nilai sejarah yang masih berjalan penggunaan budayanya. Revitalisasi terhadap sumber daya warisan merupakan dampak dua sisi dari penggunaan pariwisata yang ada, namun sisi pengalaman pengunjungnya berdasarkan preferensi pengunjungnya belum pernah dianalisis untuk mengetahui minatnya agar tepat sasarannya dalam pengembangannya. pengalaman berkunjung oleh wisatawan akan semakin optimal. Strategi pengembangan pariwisata warisan yang berdasarkan pengalaman wisatawan yang ada perlu dilakukan agar dapat mendukung pengembangannya ke depan. penelitian ini menggunakan pendekatan pengembangan pariwisata warisan (Heritage) menurut Ashworth (2000) dan analisis menggunakan Memorable Tourism Experience (MTE) menurut Kim (2009). Kemudian, analisis menggunakan analisis kuantitatif dalam menganalisa pengalaman wisatawan yang ada dengan meninjau pengalaman dan kesan yang wisatawan rasakan dengan penyebaran kuesioner. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan ditemukan bahwa pengalaman yang positif memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap MTE dan juga keinginan kembali dan pengalaman yang dikenang wisatawan. Sehingga, strategi utama yang dihasilkan dalam mengembangkan Sumbu Filosofi adalah meningkatkan aspek akomodasi, transportasi, dan semua sektor kepariwisataan yang memberikan pengalaman positif kepada wisatawan. Dengan begitu, Sumbu Filosofi dalam perkembangan pembangunan dan pengembangan semakin optimal guna meningkatkan jumlah wisatawan kedepannya