Menurut World Health Organization (WHO) satu dari tiga perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan baik secara fisik ataupun seksual. Di Indonesia sendiri masalah kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu masalah yang harus diperhatikan karena setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan angka. Kekerasan terhadap perempuan merupakan segala tindakan yang dilakukan terhadap perempuan yang menyebabkan rasa sakit baik secara fisik, seksual maupun psikologis yang dapat terjadi di lingkungan rumah tangga maupun lingkungan publik dimana pelaku kekerasan bisa menjadi anggota keluarga sendiri ataupun orang lain.
Women’s Crisis Center (WCC) merupakan salah satu jenis dari pusat pelayanan terpadu yang bernanung di bawah pemerintah ataupun organisasi masyarakat (Non-governmental organization) yang bertugas untuk memberikan pelayanan dan bantuan kepada para perempuan korban kekerasan. Women’s Crisis Center merupakan salah satu program pelayanan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A). Pelayanan yang tersedia diantaranya adalah layanan pengaduan, konseling, pendampingan hukum serta rehabiltasi. Women’s Crisis Center pada perancangan tesis ini berfokus pada pelayanan rehabilitasi/pemulihan secara psikologis serta layanan pemberdayaan dimana tipologi bangunan yang digunakan adalah sebuah pusat layanan kesehatan rehabilitasi dan shelter korban kekerasan.
Pendekatan feminisme merupakan salah satu pendekatan yang cocok digunakan dalam perancangan Women’s Crisis Center, dimana pendekatan ini berfokus pada kebutuhan pengguna utamanya yaitu seorang perempuan. Tujuan dari perancangan tesis ini adalah untuk menemukan kriteria feminisme untuk perempuan korban kekerasan dan mendesain fasilitas dengan menggunakan kriteria tersebut. Pengambilan data pada perancangan tesis ini dilakukan dengan cara wawancara, arsip dan studi literatur. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam merancang fasilitas dengan jenis yang sama di masa mendatang.