digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Fakhrisa Nur Paramarta
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Jumlah rumah sakit di Indonesia terus bertambah. Tahun 2022 tercatat terdapat 39 rumah sakit di kota Bandung. Hal ini meningkatkan daya saing dari rumah sakit itu sendiri. Untuk meningkatkan jumlah pengunjung (pasien dan non-pasien) dan keuntungan rumah sakit melengkapi fasilitas medis dan non-medis. Waktu tunggu penunggu pasien rawat intensif rumah sakit yang cukup lama juga mendorong rumah sakit untuk menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan dari penunggu pasein selama berada di rumah sakit. Sampai saat ini belum ada peraturan pemerintah yang secara langsung mengatur tentang fasilitas penunjang non-medis di rumah sakit sehingga terdapat ketimpangan dari fasilitas penunjang non-medis yang ada di setiap rumah sakit. Contoh dari fasilitas penunjang non-medis adalah healing garden, café, retail, tempat ibadah, tempat menginap dan fasilitas publik lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung untuk kegiatan pribadi. Fasilitas penunjang non-medis diyakini akan mendorong peningkatan kualitas wellbeing dari penunggu pasien rawat intensif rumah sakit. Banyaknya fasilitas penunjang non-medis yang berkembang di dalam rumah sakit membawa perubahan terhadap tatanan ruang untuk fasilitas tersebut. Penelitian ini akan fasilitas apa saja yang sudah ada didalam rumah sakit dan menyusun standar yang tepat bagi fasilitas penunjang non-medis yang ada didalam rumah sakit. Serta melihat hubungannya dengan subjektif wellbeing penunggu pasien rawat intensif terhadap fasilitas penunjang non-medis rumah sakit. Lingkup penelitian ini adalah rumah sakit yang berada di Kota Bandung.