Abstrak Syifa Chaerunissa [17020006]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Swasensor adalah tindakan sadar dan sukarela dalam mengontrol perilaku atau
perkataan tanpa arahan langsung. Swasensor sering dimulai dari pola pengasuhan
di lingkungan tidak aman dan diperkuat oleh stereotip gender dalam masyarakat
patriarkis. Pada rezim Orde Baru di Indonesia, konsep ibuisasi menempatkan
perempuan dalam peran domestik di bawah laki-laki serta dibatasi pergerakannya,
terutama bagi kelompok rentan seperti pencari nafkah, difabel, atau dari daerah 3T.
Idealisasi perempuan ini disebut sebagai femininitas.
Pada hakikatnya, swasensor merupakan bentuk perlindungan diri dari relasi kuasa
yang hadir di sekitar perempuan. Riak Suaka mengeksplorasi kaburnya batas antara
perlindungan dan pengekangan melalui penggunaan kain brokat pada payung yang
membuka dan menutup otomatis, merefleksikan ketangguhan perempuan terhadap
lingkungan mereka. Analisis karya menunjukkan bahwa gerakan otomatis payung
mencerminkan paradoks perlindungan dan pengekangan. Payung yang terus menerus
membuka dan menutup menandakan perlindungan yang ilusif, sekaligus
simbolisasi dari tindakan swasensor yang terus diulang. Bunyi dan getaran yang
dihasilkan saat payung bergerak menambah dimensi performatif dari karya,
menggambarkan ketegangan antara perlindungan dan pengekangan yang dirasakan
perempuan. Karya ini tidak hanya menggambarkan ketangguhan perempuan dalam
menghadapi lingkungan yang mengekang, tetapi juga mengkritisi dan
mendekonstruksi konstruksi sosial femininitas yang melanggengkan swasensor