NADIA ARISTA VIANANDA
EMBARGO  2027-08-30 
EMBARGO  2027-08-30 
NADIRA ARISTA VIANANDA
EMBARGO  2027-08-30 
EMBARGO  2027-08-30 
NADIRA ARISTA VIANANDA
EMBARGO  2027-08-30 
EMBARGO  2027-08-30 
NADIRA ARISTA VIANANDA
EMBARGO  2027-08-30 
EMBARGO  2027-08-30 
NADIRA ARISTA VIANANDA
EMBARGO  2027-08-30 
EMBARGO  2027-08-30 
NADIRA ARISTA VIANANDA
EMBARGO  2027-08-30 
EMBARGO  2027-08-30 
Indonesia memiliki kekayaan hayati berupa tumbuh-tumbuhan yang melimpah. Salah satu
genus tumbuhan yang ada di Indonesia yaitu Garuga, yang termasuk dalam famili
Burseraceae. Sebanyak 615 spesies Burceraceae tersebar di Indonesia, Malaysia, Papua
Nugini, Australia, Filipina, Tiongkok, India, Bangladesh, Kepulauan Hawaii, dan
Solomon. Sementara genus Garuga terdiri dari 4 spesies yaitu G. floribunda, G. forestii,
G. pierei, dan G. pinnata. Terdapat dua spesies Garuga di Indonesia, yaitu G. pinnata dan
G. floribunda. Tumbuhan Garuga diketahui memiliki banyak maanfaat, di antaranya
sebagai bahan bangunan dan furniture (G. floribunda), sebagai kayu bakar (G. pierrei), dan
digunakan untuk obat tradisional (G. pinnata). G. pinnata dilaporkan dipakai untuk
pengobatan berbagai penyakit, seperti batangnya digunakan untuk mengobati opasitas
kornea, kulit batangnya mengobati diabetes, buahnya digunakan untuk obat diare dan sakit
tenggorokan, akarnya digunakan dalam pengobatan sakit paru-paru, dan daunnya untuk
pengobatan asma. Bioaktivitas tumbuhan Garuga juga telah dilaporkan seperti antikanker,
antibakteri, antibiotik, antioksidan, dan antimalaria. Kajian metabolit sekunder dari
G. pinnata dari India, Bangladesh, dan Indonesia menunjukan adanya kandungan senyawa
siklik diarilheptanoid dan triterpenoid. Saat ini, kajian fitokimia dan bioaktivitas G. pinnata
masih terbatas pada kulit batang dan daun. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah
melakukan isolasi dan karakterisasi senyawa dari ranting G. pinnata yang dikumpulkan
dari Kebun Raya Bogor serta menguji bioaktivitas senyawa hasil isolasi terhadap sel murin
leukemia P-388 dengan metode MTT (3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium
bromida) assay. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, meliputi isolasi serbuk
ranting G. pinnata dengan maserasi menggunakan pelarut aseton, evaporasi dengan rotary
evaporator, pemurnian dengan metode kromarografi, dan elusidasi struktur senyawa hasil
isolasi berdasarkan data spektroskopi 1D-NMR (1H-NMR dan 13C-NMR) dan 2D-NMR
(HSQC dan HMBC). Pada penelitian ini dua senyawa telah berhasil diisolasi dan
diidentifikasi sebagai senyawa kelompok fenolik siklik diariheptanoid, yaitu garuganin I
(tipe difenil eter) dengan massa 10,8 mg dan garuganin II (tipe bifenil) dengan massa
21,9 mg. Kedua senyawa ini sebelumnya juga telah dilaporkan dari kulit batang dan daun
G. pinnata. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak aseton ranting G. pinnata
bersifat aktif dengan nilai IC50 18,8 ????g/mL. Sementara, garuganin I bersifat tidak aktif
dengan nilai IC50 43,3 ????g/mL.