Kalimantan Barat, memiliki potensi pariwisata yang signifikan. Namun, provinsi ini hanya menempati peringkat ke-22 dari 34 provinsi dalam Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional. Menurut indeks, Kalimantan Barat perlu melakukan perbaikan dalam beberapa aspek, seperti daya saing digital, total pencarian internet, alokasi anggaran pemerintah, dan infrastruktur. Saat ini, Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata telah mempromosikan pariwisatanya melalui platform yang ada, namun platform tersebut belum sepenuhnya memanfaatkan potensinya karena fiturfitur yang kurang berfokus pada wisatawan.
Penelitian ini mendefinisikan peran pemangku kepentingan dalam pengembangan dan promosi pariwisata di Kalimantan Barat, menganalisis tantangan dan kebutuhan, serta mengusulkan perbaikan untuk model pariwisata yang kolaboratif dan inklusif dengan menggunakan platform E-TIC. Data dikumpulkan melalui wawancara, kelompok diskusi terarah, dan kuesioner terbuka dengan pemangku kepentingan utama, termasuk Dinas Pariwisata Kalimantan Barat, Tour Operator Komunitas Lokal, dan Turis Lokal. Analisis tematik dalam penelitian ini mengungkapkan beberapa tema utama seperti manajemen informasi, infrastruktur teknologi, mekanisme umpan balik, keterlibatan pemangku kepentingan, pengembangan kapasitas, dan tata kelola.
Temuan utama menunjukkan perlunya berbagi informasi yang efektif dan pengalaman wisata yang dipersonalisasi. Integrasi platform digital untuk manajemen pariwisata dan umpan balik sangat penting. Kolaborasi pemangku kepentingan dan keterlibatan komunitas sangat diperlukan, di samping program pelatihan dan alokasi anggaran yang memadai. Solusi yang diusulkan melibatkan transformasi platform e-TIC menjadi pusat interaksi yang dinamis, dengan menekankan penciptaan dan orkestrasi nilai bersama.