digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Trio As'cholani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Trio As'cholani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Trio As'cholani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Trio As'cholani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Trio As'cholani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Trio As'cholani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Trio As'cholani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Trio As'cholani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Trio As'cholani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Jakarta Selatan, sebagai bagian dari wilayah administrasi DKI Jakarta, memiliki peran strategis dalam dinamika perkotaan ibu kota. Dikenal sebagai kawasan bisnis, perumahan, dan pusat perbelanjaan, Jakarta Selatan juga mengalami tantangan transportasi yang signifikan. Salah satu kawasan penting di Jakarta Selatan adalah Blok M, yang berfungsi sebagai pusat transit utama dan hub-komersial. Untuk mewujudkan Kawasan Blok M menjadi kawasan berorientasi transit, diperlukan operasionalisasi yang terintegrasi dalam pengembangan kawasan dan sistem transportasi. Melalui penetapan Kawasan Blok M menjadi kawasan berorientasi transit dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang RTRW DKI Jakarta Tahun 2011 – 2030 tentu berpengaruh pada sistem transportasi internal Kawasan Blok M. Adanya kebijakan untuk penetapan kawasan berorientasi transit diharapkan menjadi solusi atas permasalahan transportasi di Jakarta Selatan dan Jakarta secara umum. Konsep TOD diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, meningkatkan penggunaan transportasi umum dan kendaraan non-bermotor, dan mendorong pengembangan aktivitas ramah lingkungan. Karakteristik kawasan pusat bisnis dan komersial di Jakarta, mengakibatkan dominasi demografi adalah pekerja serta pola transportasi di kawasan dinilai sangat dinamis dan kompleks. Perkembangan aktivitas ride-hailing, merupakan tanda revolusi transportasi yang didorong oleh layanan on-demand. Dampaknya pada sistem transportasi terasa langsung dan signifikan. Dalam Renstra Kota Jakarta Selatan Tahun 2023-2026, kemacetan selalu menjadi isu strategis. Kekhawatiran muncul bahwa upaya penerapan TOD dan penggunaan transportasi umum dapat menurun, yang pada akhirnya mempengaruhi keberlanjutan sistem transportasi. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk beradaptasi atas perkembangan teknologi, terkhusus perkembangan transportasi on-demand. Sering kali, kurangnya data kondisi terkini menyebabkan pengambilan keputusan seringkali tidak tepat sasaran. Maka dari itu, penting untuk melakukan profiling, untuk mengetahui siapa pengguna layanan ride-hailing dan bagaimana adopsinya mempengaruhi moda perjalanan eksisting, atau memprediksi potensi pertumbuhan moda yang muncul di masa depan.v Tujuan dari studi untuk memahami dan memperluas pengetahuan tentang siapa pengguna opsi mobilitas baru dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi adopsinya dibandingkan moda transportasi publik. Studi dilakukan terhadap pekerja yang tinggal di Kawasan Blok M (Melawai, Kramat Pela, Petogogan, Pulo, Gandaria Utara). Berbagai faktor yang dapat memprediksi substitusi terhadap transportasi berkelanjutan disusun berdasarkan sintesa dari berbagai studi terdahulu yang relevan dengan perencanaan transportasi di tingkat internasional, kemudian disesuaikan dengan kondisi demografis dan kondisi lokasi studi. Penelitian menggunakan instrumen kuesioner untuk mengumpulkan respon responden, dengan metode non-probability sampling, dimana kriteria responden telah ditetapkan sebelumnya. Kuesioner disusun dengan pendekatan stated preference untuk mengidentifikasi pilihan responden dari keadaan hipotesis atau rencana dan revealed preference untuk mengidentifikasi pilihan responden dari alternatif pilihan yang sudah ada. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik biner untuk melihat hubungan antara penggunaan layanan ride-hailing dan variabel apa yang signifikan berpengaruh terhadap substitusi ride-hailing terhadap transportasi umum (model). Proses iteratif dilakukan dua kali untuk setiap model, pertama untuk mengidentifikasi variabel apa yang berpengaruh terhadap substitusi transportasi umum, kedua dari beberapa variabel yang signifikan akan dilihat atribut variabel yang signifikan berpengaruh untuk setiap model. Hasil analisis menunjukkan, faktor yang signifikan mempengaruhi dan membentuk pola pemilihan moda pekerja di Kawasan Blok M untuk transportasi umum adalah variabel Pendapatan Rumah Tangga Tahunan dimana atribut pendapatan rumah tangga tahunan rendah-menengah cenderung menggunakan opsi ride-hailing, sedangkan menengah keatas-tinggi cenderung mempertahankan penggunaan transprotasi umum, Kepemilikan Kendaraan Pribadi, Biaya Perjalanan, Waktu Penggunaan, dan Berbagai alasan penggunaan ride-hailing seperti lebih cepat dari moda transit, pertimbangan sulit parkir di lokasi kerja/tujuan, dan faktor cuaca. Hasil dari studi, diharapkan memberikan informasi kebijakan publik untuk memastikan bahwa teknologi mobilitas berbagi akan melengkapi kondisi multimodal yang ada dengan tidak memperburuk masalah lingkungan atau kesenjangan terkait pilihan mobilitas individu. Diperlukan sinergisitas antar pemangku kebijakan dalam menyikapi digitalisasi transportasi yang terjadi hingga peruusan alternatif yang mungkin bisa menjawab masalah yang muncul. Hal tersebut, secara tidak langsung akan berdampak pada terwujudnya konsep pengembangan TOD yang baik melalui perbaikan sistem transportasi serta komponen di dalamnya.