digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Enzim selulase merupakan salah satu enzim industrial dengan volume pemakaian terbesar ketiga secara global. Metode fermentasi fasa padat dikatakan lebih baik, tetapi juga menghadapi beberapa tantangan seperti transfer massa dan panas yang tidak sebaik pada fermentasi fasa terendam serta pengambilan sampel yang lebih sulit karena produk terikat pada substrat. Fermentasi semi-padat dapat menggabungkan kelebihan dari metode fermentasi fasa padat dan fermentasi fasa terendam disampel dapat mudah diambil dengan mengambil enzim yang terlarut dalam media fermentasi, transfer massa dan panas yang lebih memadai, dan enzim curah dapat diperoleh dalam konsentrasi yang tidak terlalu rendah. Pada studi ini, dilakukan percobaan fermentasi semi padat pada rasio 1:15, 1:20, dan 1:25 pada rentang hari 5,7, dan 9 hari. Percobaan dilakukan dengan metode full factorial 2 level dengan titik tengah dengan 3 kali replikasi. Percobaan dengan bioreaktor drum berputar dilakukan pada suhu ruang, 9 hari, dan rasio solid to liquid 1:20 rasio jamur T. reesei : A. niger 1:2. Untuk selulase yang didapatkan pada fasa cairan diperoleh bahwa aktivitas selulase terbaik didapatkan pada waktu 5 hari, rasio S/L 1:20 dan rasio T:A 5:4 dengan variabel waktu berpengaruh signifikan pada level tertentu pada nilai aktivitas enzim. Untuk selulase yang diekstrak dari substrat padat aktivitas enzim selulase didapatkan pada waktu fermentasi 9 hari, rasio S/L 1:15, dan rasio T:A 2:1. Aktivitas enzim tertinggi yang diperoleh dari percobaan produksi enzim selulase dengan bioreaktor drum pada waktu total 9 hari, S/L 1:20 dan rasio T:A 1:2 adalah pada hari ke-5. Perbandingan konfigurasi fermentasi sekuensial fasa padat dilanjutkan fermentasi fasa semi-padat memberikan nilai aktivitas enzim selulase yang jauh lebih besar.