Enzim selulase merupakan salah satu enzim industrial dengan volume pemakaian
terbesar ketiga secara global. Metode fermentasi fasa padat dikatakan lebih baik,
tetapi juga menghadapi beberapa tantangan seperti transfer massa dan panas yang
tidak sebaik pada fermentasi fasa terendam serta pengambilan sampel yang lebih
sulit karena produk terikat pada substrat. Fermentasi semi-padat dapat
menggabungkan kelebihan dari metode fermentasi fasa padat dan fermentasi fasa
terendam disampel dapat mudah diambil dengan mengambil enzim yang terlarut
dalam media fermentasi, transfer massa dan panas yang lebih memadai, dan enzim
curah dapat diperoleh dalam konsentrasi yang tidak terlalu rendah.
Pada studi ini, dilakukan percobaan fermentasi semi padat pada rasio 1:15, 1:20,
dan 1:25 pada rentang hari 5,7, dan 9 hari. Percobaan dilakukan dengan metode full
factorial 2 level dengan titik tengah dengan 3 kali replikasi. Percobaan dengan
bioreaktor drum berputar dilakukan pada suhu ruang, 9 hari, dan rasio solid to
liquid 1:20 rasio jamur T. reesei : A. niger 1:2. Untuk selulase yang didapatkan
pada fasa cairan diperoleh bahwa aktivitas selulase terbaik didapatkan pada waktu
5 hari, rasio S/L 1:20 dan rasio T:A 5:4 dengan variabel waktu berpengaruh
signifikan pada level tertentu pada nilai aktivitas enzim. Untuk selulase yang
diekstrak dari substrat padat aktivitas enzim selulase didapatkan pada waktu
fermentasi 9 hari, rasio S/L 1:15, dan rasio T:A 2:1. Aktivitas enzim tertinggi yang
diperoleh dari percobaan produksi enzim selulase dengan bioreaktor drum pada
waktu total 9 hari, S/L 1:20 dan rasio T:A 1:2 adalah pada hari ke-5. Perbandingan
konfigurasi fermentasi sekuensial fasa padat dilanjutkan fermentasi fasa semi-padat
memberikan nilai aktivitas enzim selulase yang jauh lebih besar.