Angklung merupakan sebuah bentuk kesenian tradisional yang bersifat komunal
dan memiliki hubungan yang kuat dengan masyarakat. Seiring perkembangan
zaman, angklung telah bertransformasi dari sebuah bentuk upacara ritual, media
pendidikan, hingga menjadi sebuah bentuk seni pertunjukan yang telah menjadi
salah satu identitas budaya Indonesia dan salah satu warisan budaya tak benda yang
diakui oleh UNESCO.
Dalam mempertahankan relevansinya, angklung secara alat musik telah melalui
banyak pengembangan. Beberapa di antaranya telah memberi pengaruh baik
terhadap pola interaksinya dengan pemainnya, dan juga membantu perkembangan
kesenian angklung itu sendiri. Salah satu contohnya adalah Angklung Toel, yang
menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Sebagai pengembangan dari artefak
kebudayaan, Angklung Toel telah memunculkan pro dan kontra. Di satu sisi, aspek
nilai, makna, dan filosofi pada kesenian angklung perlu dipertahankan. Tetapi di
sisi lain, angklung juga memerlukan adanya pengembangan yang membuatnya
tetap relevan terhadap perkembangan zaman.
Maka dari itu, penelitian ini memetakan lingkup sosio-kultural berupa beberapa
aspek pertimbangan yang mempengaruhi, serta dipengaruhi oleh pengembangan
Angklung Toel. Dengan demikian, luaran dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi pedoman dalam pengembangan alat musik tradisional di masa depan.