digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Husnul Komariah
PUBLIC Open In Flip Book Ridha Pratama Rusli

Polivinil klorida atau polyvinyl chloride (PVC) merupakan salah satu bahan plastik yang paling banyak digunakan. PVC tidak tahan panas karena temperatur tinggi dapat merusak karakteristik fisik dan mekanik material tersebut. Oleh karena itu, diperlukan penambahan stabiliser termal ke dalam resin PVC sebelum pencetakan. Salah satu stabiliser termal yang sering digunakan di industri adalah alkyl-tinethylhexyl-thioglycolate. Produk ini diperoleh melalui reaksi ethylhexyl thioglycolate (EHTG) dengan methyl tin chloride (MTC) dan menghasilkan produk samping berupa asam klorida (HCl). Akibatnya, perlu adanya penambahan basa untuk menetralkan HCl yang terbentuk. Basa yang biasa digunakan adalah amonium hidroksida (NH4OH). Reaksi asam basa ini menghasilkan amonium klorida (NH4Cl). Amonium klorida dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti kimia, farmasi, pembuatan kertas, makanan, pupuk, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan proses rekoveri amonium klorida dari air limbah pabrik stabiliser termal PVC berbasis alkyl-tin-ethylhexyl-thioglycolate. Rekoveri dilakukan melalui kristalisasi evaporatif dan evaporator multi efek (EME) dengan variasi 2 dan 3 evaporator (EME 2 dan EME 3) serta variasi temperatur kristalisasi (15oC dan 25oC). Simulasi proses menunjukkan adanya penghematan beban pemanasan dan pendinginan. EME 2 dan EME 3 masing-masing menghemat energi sebesar 58– 62% dan 63–66%, dibandingkan proses konvensional (1 evaporator). Di sisi beban pendinginan, EME 2 dan EME 3 masing-masing MEE menghasilkan penghematan sebesar 62–65% dan 75–79%. Evaluasi ekonomi menunjukkan tingkat kebersaingan yang ketat antara EME dengan proses konvensional walaupun terdapat peningkatan biaya investasi dengan bertambahnya jumlah evaporator. Proses konvensional, EME 2 dan EME 3 masing-masing memiliki NPV 2,8–3,0; 5,3–5,5; dan 5,4–5,6 juta USD. EME 2 dan EME 3 masing-masing memiliki IRR 15,8–16,0% (PP 4,0–4,1 tahun) dan 15,1–15,2% (PP 4,0–4,4 tahun), dibandingkan proses konvensional yang memberikan IRR 13,5–14,2% (PP 4,7–5,0 tahun). Mempertimbangkan kenaikan investasi dan penurunan beban utilitas terhadap penambahan jumlah evaporator serta nilai-nilai indikator ekonomi, proses EME 2 diperkirakan menjadi alternatif terbaik untuk rekoveri amonium klorida dari air limbah pabrik stabiliser termal PVC.