digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pasar modal Indonesia menghadapi tantangan berupa partisipasi investor lokal yang rendah dan ketergantungan tinggi pada investor asing. Kondisi ini menyebabkan volatilitas pasar yang tinggi. Pengambilan keputusan yang kurang terinformasi oleh investor ritel dikombinasikan dengan volatilitas pasar yang tinggi membuat investor ritel mengalami kerugian finansial yang pada akhirnya membuat mereka enggan berinvestasi di pasar modal. Studi ini bertujuan mengidentifikasi rasio keuangan yang berkorelasi dengan imbal hasil saham di Indeks LQ45 selama periode 2014-2023, untuk membantu investor ritel dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan uji-t dan uji-F, serta SPSS sebagai alat statistik. Variabel independen yang diteliti meliputi Return on Equity (ROE), Price to Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Price to Free Cash Flow (PFCF), dan Dividend Payout Ratio (DPR). Data dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 selama periode penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PFCF memiliki korelasi parsial tertinggi dengan imbal hasil saham dengan nilai uji-t 3.342 dengan koefisien regresi 0.276 yang berarti setiap kenaikan 1 PFCF akan berdampak ke imbal hasil saham hingga 0.276 poin dengan asumsi variabel idependen lain konstan. Secara kumulatif, kelima rasio keuangan yang diteliti memiliki korelasi signifikan dengan imbal hasil saham dengan nilai uji-f 2.801. Model regresi dalam penelitian ini memiliki nilai R^2 sebesar 0,118, menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan 11,8% variasi dalam pergerakan harga saham. Penelitian ini menyarankan agar investor ritel mempertimbangkan rasio PFCF sebagai salah satu indikator utama dalam pengambilan keputusan investasi, sambil tetap memperhatikan faktor-faktor lain seperti kondisi makro dan mikro ekonomi. Bagi perusahaan terbuka, penguatan arus kas dapat menjadi strategi kunci untuk meningkatkan kinerja saham perusahaan di masa depan.