Industri teknologi telah mengalami pertumbuhan dan transformasi yang pesat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh inovasi digital dan meningkatnya ketergantungan pada teknologi di berbagai sektor. Hal ini menggarisbawahi pentingnya sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi, serta perannya yang signifikan dalam digitalisasi. Meskipun pendekatan kualitatif dapat menjadi metode yang tepat untuk memantau pertumbuhan jangka panjang dan inovasi perusahaan TIK yang sukses, pendekatan ini tidak memadai dalam mengidentifikasi risiko keuangan yang dapat menyebabkan kegagalan seperti risiko kebangkrutan. Banyak lembaga dan peneliti telah melakukan studi untuk mengukur nilai yang diciptakan oleh digitalisasi, tetapi hanya sedikit yang menekankan pentingnya informasi keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja perusahaan TIK. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di sektor TIK yang terdaftar di bursa saham Amerika Serikat, dengan fokus pada perbedaan kinerja antara perusahaan yang mendapatkan peringkat kredit tertinggi dalam kategori Investment Grade dan yang mendapatkan peringkat terendah dalam kategori Non-Investment Grade.
Metode penelitian ini menggunakan analisis fungsi diskriminan untuk mengidentifikasi rasio keuangan terbaik yang membedakan kinerja perusahaan TIK berdasarkan peringkat kredit mereka. Pengumpulan data dilakukan dengan metode purposive sampling dari perusahaan yang terdaftar di bursa saham Amerika Serikat selama periode 2021-2023. Sampel penelitian ini mencakup 50 perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat, dengan 25 perusahaan di masingmasing kelompok Investment Grade dan Non-Investment Grade. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam kinerja keuangan antara perusahaan dengan peringkat kredit Investment Grade dan Non-Investment Grade. Rasio keuangan yang paling signifikan dalam membedakan kinerja perusahaan adalah CFO terhadap Penjualan Bersih (CFO to Net Sales), Total Utang terhadap Total Aset (Total Debt to Total Assets), dan CFO terhadap Kewajiban Lancar (CFO to Current Liabilities). Model fungsi diskriminan ini memiliki akurasi prediksi sebesar 71,3% selama periode 2021-2023.