digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada tahun 2024 hingga minggu ke-22, Indonesia mengalami lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD), dengan Kota Bandung dan sebagian wilayah DKI Jakarta termasuk ke dalam lima besar penyumbang kasus DBD tertinggi. Akses yang kini tidak sulit dan beragamnya pilihan moda transportasi membuat mobilitas manusia antara kedua kota ini dapat terkoneksi dengan baik. Untuk itu, mobilitas manusia antara Kota Bandung dan Jakarta menjadi aspek yang penting dan menarik untuk diperhatikan dalam penelitian terkait penyebaran DBD, khususnya di Kota Bandung. Penelitian ini mengkaji dinamika penyebaran DBD di Kota Bandung dengan memperhatikan mobilitas manusia antara Kota Bandung dan Jakarta dengan menggunakan kendaraan melalui akses tol yang ada di Kota Bandung. Sebuah model transmisi DBD Kota Bandung dikonstruksi menggunakan model hostvector kompartemen SEIR-UV yang melibatkan parameter proporsi mobilitas manusia antara Kota Bandung dan Jakarta. Pendekatan kumulatif digunakan untuk memperoleh solusi analitik model dan laju infeksi DBD dengan mendefinisikan sebuah operator pembangkit kumulatif. Fungsi multilogistik dengan enam suku logistik dipilih untuk menyesuaikan data kumulatif mingguan insiden DBD Kota Bandung dan Jakarta tahun 2017-2019. Simulasi numerik pada dinamika populasi orang yang terinfeksi DBD di Kota Bandung menunjukkan kesesuaian yang baik dengan data mingguan insiden DBD Kota Bandung tahun 2017-2019, sementara pengaruh mobilitas manusia dieksplorasi melalui simulasi numerik pada laju infeksi dan bilangan reproduksi efektif DBD Kota Bandung. Hasil simulasi numerik menggunakan tiga skenario mobilitas menunjukkan bahwa potensi penyebaran DBD di Kota Bandung cenderung lebih besar terjadi saat jumlah orang yang bermobilitas keluar Kota Bandung mengalami peningkatan, namun potensi penyebarannya akan cenderung menurun apabila jumlah orang yang masuk ke Kota Bandung mengalami peningkatan.