COVER - Muhammad Dafa Ghifari Alparisi
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 - Muhammad Dafa Ghifari Alparisi
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Muhammad Dafa Ghifari Alparisi
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Muhammad Dafa Ghifari Alparisi
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Muhammad Dafa Ghifari Alparisi
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Muhammad Dafa Ghifari Alparisi
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Muhammad Dafa Ghifari Alparisi
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Lipid intraseluler dari oleaginous yeast merupakan merupakan biomolekul penting
dalam memodulasi fungsi seluler vital. Produksi lipid intraseluler dari oleaginous
yeast spesies Rhodotorula toruloides diawali dari tahapan hulu meliputi kultivasi
sel hingga tahapan hilir meliputi pemanenan sel, disrupsi sel serta ekstraksi sel.
Dinding sel ragi yang kompleks dan relatif resisten, membatasi terekstraknya lipid
intraseluler untuk keluar, oleh karena itu proses hilir sebelum tahap ekstraksi yaitu
pemanenan sel dan pre-treatment perlu dioptimasi untuk mengefisiensi keluarnya
lipid intraseluler. Rhodotorula toruloides merupakan salah satu spesies oleaginous
yeast yang merupakan ragi yang mampu mensintesis lipid dengan total akumulasi
lipid lebih dari 20% dari sel keringnya. Setiap spesises mikroba seperti Rhodotorula
toruloides memiliki keunikan dan perbedaan tersendiri sehingga strategi proses hilir
pada produksi lipid ini perlu ditetapkan dan dioptimalkan untuk produksi lipidnya.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses pemanenan sel
dari durasi sentrifugasi serta metode pengeringan dan mengoptimasi proses
hidrolisis asam dengan variasi konsentrasi dari HCl yang merupakan bagian dari
proses hilir. Hasil penelitian ini menunjukkan untuk optimasi durasi sentrifugasi
didapatkan kondisi optimum pada durasi 60 menit dengan nilai water loss paling
rendah sebesar 78,633% dan cell dry weight tertinggi sebesar 0,072 g dari 5 ml
sampel hasil kultivasi. Untuk optimasi metode pengeringan didapatkan kondisi
optimum menggunakan metode freeze drying dengan perolehan lipid intraseluler
sebesar 55,44% g lipid/ g sampel kering dengan berat sampel kering sebesar 1,012
g. Untuk optimasi konsentrasi HCl pada disrupsi sel menggunakan metode
hidrolisis asam, didapatkan kondisi optimum menggunakan konsentrasi HCl 25%
dengan perolehan lipid sebesar 55,67% untuk pengeringan metode freeze drying
dan 52,45% untuk pengeringan menggunakan vacuum oven 80o C. Untuk analisis
profil asam lemak kombinasi perlakuan optimasi (durasi sentrifugasi 60 menit,
penngeringan dengan metode freeze drying, dan konsentrasi HCl 25% untuk
disrupsi sel) memberikan nilai profil asam lemak paling tinggi dengan profil C16:0
(Asam Palmitat), C18:1 (Asam Oleat), C18:2 (Asam Linoleat), Asam lemak
omega-6, Asam lemak omega-3 secara berturut-turut sebesar 15,85%; 29,98%;
5,22%; 5,23%; dan 1,21% dari 10 mL sampel lipid.