Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia karena pasar modal memiliki kinerja yang baik. Salah satu industri yang perusahaannya memiliki kinerja yang baik adalah industri perbankan. Allo Bank yang merupakan salah satu bank digital Indonesia merupakan salah satu bank dengan kinerja yang baik. Allo Bank mampu menjadi bank digital yang membukukan laba tertinggi selama tiga tahun di antara bank digital lainnya, namun kinerja Allo Bank tidak tercermin pada kinerja sahamnya, terlihat dari saham Allo Bank yang terus mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut. Selain itu, indeks perbankan menunjukkan kinerja yang membaik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis saham Allo Bank dengan mencari nilai intrinsik menggunakan model diskonto dividen dan melakukan valuasi dengan mempertimbangkan kondisi pasar menggunakan metode Price to Earning Ratio dan Price to Book Value. Penelitian ini juga akan menganalisis kinerja keuangan dan kesehatan bank menggunakan metode Risk Based Banking Rating dan melakukan perbandingan dengan industri perbankan digital dan bank KBMI 2. penelitian ini juga akan melakukan analisis lingkungan makro dan profitabilitas industri menggunakan PESTEL dan Porter Five Forces. Kedua analisis tersebut digunakan untuk membantu pengambilan keputusan investor karena investor dalam mengambil keputusan investasi juga dipengaruhi oleh kinerja keuangan dan kondisi bisnis eksternal. Analisis eksternal menunjukkan dukungan positif bagi bisnis digital banking di Indonesia dan industri digital banking di Indonesia masih menguntungkan bagi allo bank untuk tetap menjalankan usahanya. Allo bank memiliki kinerja keuangan dan kesehatan yang baik dilihat dari pengukuran riskbased banking rating. Valuasi saham Allo bank masih terlihat undervalue dibandingkan bank lain jika dilihat dari rasio PER dan PBV-nya tetapi Allo bank juga dinilai overvalued oleh pasar karena nilai intrinsik allo bank sebesar Rp320,97 masih berada di bawah nilai pasar pada harga penutupan tahun 2023 sebesar Rp1.290. Investor dapat menggunakan hasil valuasi dividen discounted model mengingat metode ini menggunakan data fundamental perusahaan dan metode PER dan PBV masih bergantung pada pasar yang memiliki kelemahan potensi investor yang tidak rasional dalam melakukan investasi yang menyebabkan harga saham menjadi bias. investor dapat mengambil keputusan jual terhadap saham bank allo karena saham bank allo masih dinilai terlalu tinggi oleh pasar..