digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

AURELIA GALIH PRAMESWARI
PUBLIC Latifa Noor

AURELIA GALIH PRAMESWARI
PUBLIC Latifa Noor

AURELIA GALIH PRAMESWARI
EMBARGO  2027-09-02 

AURELIA GALIH PRAMESWARI
EMBARGO  2027-09-02 

AURELIA GALIH PRAMESWARI
EMBARGO  2027-09-02 

AURELIA GALIH PRAMESWARI
EMBARGO  2027-09-02 

AURELIA GALIH PRAMESWARI
EMBARGO  2027-09-02 

AURELIA GALIH PRAMESWARI
EMBARGO  2027-09-02 

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan parasit Plasmodium sp. dan ditransmisikan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria dapat menyebabkan kematian sehingga diperlukan pencegahan yang tepat, salah satunya dengan vaksin. Plasmodium falciparum Cysteine-rich Protective Antigen (PfCyRPA) merupakan salah satu kandidat antigen vaksin malaria. Antibodi anti-PfCyRPA mampu menghambat pertumbuhan parasit secara in vitro dan in vivo. Tujuan penelitian ini adalah mengonstruksi plasmid rekombinan pET-16b PfCyRPA dan mengekspresikan gen pengode PfCyRPA fragmen 26 – 181 pada Eschericia coli. Penelitian ini meliputi 4 tahapan utama, yaitu (i) amplifikasi gen PfCyRPA menggunakan cetakan DNA genom (gDNA) PfCyRPA isolat Jayapura dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR), (ii) konstruksi plasmid rekombinan pGEM-T PfCyRPA dan pET-16b-PfCyRPA serta konfirmasi keberhasilan konstruksi dengan PCR koloni, analisis restriksi, dan penentuan urutan nukleotida menggunakan metode sanger sequencing, (iii) trasnformasi galur E. coli BL21 CodonPlus (DE3) RIPL dan E. coli Arctic Express (DE3) dengan plasmid rekombinan pET-16b-PfCyRPA, dan (iv) ekspresi protein rekombinan PfCyRPA fragmen 26 – 181 pada E. coli BL21 CodonPlus (DE3) RIPL dan E. coli Arctic Express (DE3) yang diidentifikasi dengan SDS-PAGE dan Western blot. Pada penelitian ini gen PfCyRPA dengan ukuran ~480 bp berhasil diamplifikasi pada suhu penempelan 54,5 °C. Konstruksi plasmid rekombinan pGEM-T-PfCyRPA dan pET-16b PfCyRPA serta transformasi E. coli BL21 CodonPlus (DE3) RIPL dan E. coli Arctic Express (DE3) telah berhasil dilakukan. Protein rekombinan PfCyRPA fragmen 26 – 181 diperkirakan memiliki berat molekul sebesar ~20 kDa dengan 10x His-tag pada N terminalnya. Ekspresi fragmen PfCyRPA 26 – 181 pada E. coli BL21 CodonPlus (DE3) RIPL diinduksi dengan IPTG 0,5 mM pada suhu 37 °C selama 4 jam, sedangkan ekspresi pada E. coli Arctic Express (DE3) diinduksi dengan IPTG 0,5 mM pada suhu 10°C selama 16 – 18 jam. Hasil analisis SDS-PAGE dan Western blot menunjukkan bahwa fragmen PfCyRPA 26 – 181 terekspresi sebagai badan inklusi pada E. coli BL21 CodonPlus (DE3) RIPL, sedangkan pada E. coli Arctic Express (DE3) sebagai badan inklusi dan juga sebagai protein terlarut. Selain itu, berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa fragmen PfCyRPA diekspresikan dengan konsentrasi yang lebih tinggi pada E. coli BL21 CodonPlus (DE3) RIPL. Dengan demikian, dari hasil penelitan ini dapat disimpulkan bahwa plasmid rekombinan pGEM-T-PfCyRPA dan pET-16b-PfCyRPA berhasil dikonstruksi dan fragmen PfCyRPA berhasil diekspresikan pada E. coli BL21 CodonPlus (DE3) RIPL dan E. coli Arctic Express (DE3) dengan tingkat ekspresi yang lebih tinggi pada E. coli BL21 CodonPlus (DE3) RIPL sebagai badan inklusi. Saran untuk penelitian ini selanjutnya adalah melakukan refolding pada badan inklusi PfCyRPA fragmen 26 – 181 dan pemurnian protein rekombinan dengan kromatografi afinitas Ni-NTA.