ABSTRAK - Shelby Fawzya Yazmin
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Shelby Fawzya Yazmin
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 - Shelby Fawzya Yazmin
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Shelby Fawzya Yazmin
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Shelby Fawzya Yazmin
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Shelby Fawzya Yazmin
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Shelby Fawzya Yazmin
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Shelby Fawzya Yazmin
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Kebutuhan energi terus mengalami peningkatan signifikan dari waktu ke waktu
seiring dengan pertumbuhan populasi manusia. Kebutuhan energi diperkirakan
akan meningkat sepanjang tahun 2023 hingga 2050 sebesar 15%. Permintaan
kebutuhan energi yang semakin tinggi akan mengakibatkan peningkatan
penggunaan bahan bakar fosil yang berkontribusi besar dalam emisi gas rumah kaca
(GRK) dan pemanasan global. Selain tidak ramah lingkungan, bahan bakar fosil
diestimasi akan habis dalam 40-50 tahun. Salah satu energi alternatif ramah
lingkungan yang bisa menjadi opsi untuk pemenuhan tersebut adalah bio-etanol.
Bio-etanol umumnya diproduksi dengan proses fermentasi biomassa mengandung
gula oleh mikroorganisme. Mikroorganisme yang sering digunakan untuk
fermentasi alkohol adalah Saccharomyces cerevisiae karena toleransinya yang
tinggi terhadap etanol, dapat tumbuh pada rentang pH 4-6, mudah memfermentasi
berbagai jenis gula serta sering digunakan di industri. Gula yang digunakan sebagai
substrat fermentasi dapat berasal dari limbah kilang gula maupun limbah proses
penggilingan, seperti high fructose corn syrup (HFCS). Pada penelitian ini,
dilakukan optimasi fermentasi produk sampingan pengolahan jagung berupa HFCS
untuk memproduksi bio-etanol. Proses optimasi dilakukan untuk menentukan suhu
dan konsentrasi fruktosa dari HFCS yang paling optimum. Kemudian, dilakukan
up-scaling pada skala 8L dengan kondisi suhu lingkungan dan konsentrasi fruktosa
yang optimal. Berdasarkan penelitian, suhu optimum fermentasi adalah 31?C dan
konsentrasi fruktosa dari HFCS dalam medium fermentasi yang paling baik
digunakan pada penelitian adalah dengan menggunakan fruktosa 8%. Hasil upscale pada skala 8L menunjukkan total bio-etanol hasil fermentasi mencapai 266,96 g/L.