DENA HAYYI AZHARI
EMBARGO  2027-09-06 
EMBARGO  2027-09-06 
DENA HAYYI AZHARI
EMBARGO  2027-09-06 
EMBARGO  2027-09-06 
DENA HAYYI AZHARI
EMBARGO  2027-09-06 
EMBARGO  2027-09-06 
DENA HAYYI AZHARI
EMBARGO  2027-09-06 
EMBARGO  2027-09-06 
DENA HAYYI AZHARI
EMBARGO  2027-09-06 
EMBARGO  2027-09-06 
DENA HAYYI AZHARI
EMBARGO  2027-09-06 
EMBARGO  2027-09-06 
Malaria merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi protozoa parasit genus
Plasmodium yang ditransmisikan oleh gigitan nyamuk betina genus Anopheles.
Erythrocyte Binding Antigen 140 (EBA140) merupakan salah satu protein pada
merozoit Plasmodium falciparum yang berperan dalam proses invasi sel eritrosit
melibatkan interaksi spesifik antara ligan merozoit dengan glikoforin C (GPC) sebagai
reseptor utama parasit malaria pada permukaan sel eritrosit. EBA140 RIII–V memiliki
kemampuan dalam menginduksi respon imun dan dapat menghambat pertumbuhan
parasit in vitro sehingga berpotensi menjadi kandidat vaksin malaria. Tujuan penelitian
ini adalah mengonstruksi plasmid rekombinan untuk ekspresi gen PfEBA140 RIII–V
pada Escherichia coli (E. coli). Tahapan penelitian yang dilakukan adalah (i)
amplifikasi gen PfEBA140 RIII–V (ii) konstruksi plasmid pET-16b–PfEBA140 RIII
V (iii) transformasi plasmid rekombinan pET-16b–PfEBA140 RIII–V pada tiga galur
E. coli yaitu E. coli BL21 (DE3), E. coli BL21 CodonPlus (DE3)-RIPL, dan E. coli
Arctic express (DE3) (iv) ekspresi protein rekombinan PfEBA140 RIII–V pada inang
E. coli. Gen PfEBA140 RIII–V diamplifikasi menggunakan cetakan DNA genomik
yang diisolasi dari P. falciparum isolat Jayapura dengan metode Polymerase Chain
Reaction (PCR). Pasangan primer yang digunakan adalah primer maju 5’ – CCG CTC
GAG GGT GAT GGA ACG CCA ATA AG – 3’ dan primer balik 5’ – CGC GGA
TCC CCT TTC GTC AGA ATA GGT ACA – 3’ dengan suhu penempelan 59,4 ?
menghasilkan amplikon yang berukuran 930 pb. Hasil amplifikasi dari PfEBA140
RIII–V kemudian dikloning pada vektor kloning pGEM-T Easy menghasilkan plasmid
rekombinan pGEM–T–PfEBA140 RIII–V. Selanjutnya dilakukan subkloning gen
PfEBA140 RIII–V pada vektor ekspresi pET-16b menggunakan pasangan enzim
restriksi XhoI dan BamHI menghasilkan plasmid rekombinan pET-16b–PfEBA140
RIII–V. Konfirmasi keberhasilan kloning dan subkloning dibuktikan dengan PCR
koloni, analisis restriksi, dan penentuan urutan nukleotida. Plasmid rekombinan
tersebut ditransformasikan pada tiga galur E. coli yaitu E. coli BL21 (DE3), E. coli
BL21 CodonPlus (DE3)-RIPL, dan E. coli Arctic express (DE3) menggunakan metode
heat shock. Gen PfEBA140 RIII-V diekspresikan pada E. coli BL21 (DE3) dan E. coli
BL21 CodonPlus (DE3)-RIPL dengan kondisi ekspresi; konsentrasi IPTG 0,5 mM,
waktu induksi 4 jam pada suhu 37?, 150 rpm. Sementara ekspresi pada E. coli Arctic
express (DE3) menggunakan waktu induksi 18 jam pada suhu 10?. Protein hasil
ekspresi dianalisis dengan metode SDS-PAGE dan western blot menggunakan antibodi
anti His-tag. Berdasarkan analisis SDS-PAGE dan western blot, protein terekspresikan
pada E. coli BL21 CodonPlus (DE3)-RIPL dengan berat molekul ~55 kDa. Sebagai
kesimpulan, pada penelitian ini pET-16b–PfEBA140 RIII–V telah berhasil
dikonstruksi dan gen PfEBA140 RIII-V berhasil diekspresikan pada E. coli BL21
Codon Plus (DE3)-RIPL sebagai protein terlarut dan badan inklusi.