ABSTRAK Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Pertumbuhan Kota Cirebon yang pesat sejalan dengan peranya sebagai pusat
perkotaan di wilayah Ciayumajakuning mendorong peningkatan laju perubahan
lahan terbangun. Perubahan lahan menjadi terbangun dengan laju yang tak
terkendali secara tidak langsung menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan,
perekonomian dan masyarakat. Kota Cirebon secara umum masih menerapkan
infrastruktur konvensional atau infrastruktur abu-abu yang kurang memperhatikan
lingkungan untuk mengurangi limpasan dalam mengatasi banjir.Kota Cirebon yang
terletak di pesisir, persentase ruang terbuka hijau yang sangat minim, dan
pemanasan global di Kota Cirebon juga menimbulkan peningkatan suhu lingkungan
sehingga menyebabkan fenomena Urban Heat Island(UHI). Oleh karena itu,
penelitian ini mengidentifikasi potensi penerapan blue-green infrastructure dalam
membantu pengendalian banjir dan menurunkan suhu lingkungan di Kota Cirebon.
Penelitian ini akan menggunakan dua (2) jenis data yaitu data sekunder dari
berbagai instansi terkait dan data primer dari hasil wawancara dan kuesioner dengan
instansi. Penelitian menggunakan pendekatan kombinasi kuantitaif dan kualitatif.
Penelitian akan menitikberatkan pada analisis spasial dan analisis hierarcyal proses
(AHP) dalam menentukan lokasi potensial penerapan blue-green infrastruktur
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan serta pendapat ahli.Berdasarkan hasil
analisis didapatkan bahwa terdapat 12 kriteria penentuan jenis dan lokasi blue green
infrastruktur dari hasil studi literatur dan validasi para ahli. Kriteria tersebut
diantaranya Luas Drainase, Kemiringan Lahan, Kepemilkan Lahan, Kelompok
Tanah Hidrologi, Kedalaman Air Tanah, Buffer Jalan, Buffer Sungai, Buffer
Bangunan, Guna Lahan Kesesuaian Rencana Tata ruang, Kawasan Rawan Banjir,
Keberadaan Jaringan Utilitas lainya. Dari 12 kriteria yang digunakan terdapat
kriteria yang memiliki pengaruh paling besar yaitu kriteria guna lahan (0,141/14%)
mengindikasikan bahwa kriteria tersebut paling penting dibandingkan kriteria
lainya. Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring dengan metode AHP, Kota
Cirebon memiliki potensi penerapan delapan (8) jenis blue green infrastructure
yaitu Green Corridor, Bioretensi, dan Grassed swales, Constructed Wetland, Dry
Pond, infiltration basin, Vegetated filterstrip, Sand filter non surface dengan total
luas 154 hektar atau 4% dari total Kota Cirebon.