digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Ananda Rizki Satria
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pertumbuhan Kota Cirebon yang pesat sejalan dengan peranya sebagai pusat perkotaan di wilayah Ciayumajakuning mendorong peningkatan laju perubahan lahan terbangun. Perubahan lahan menjadi terbangun dengan laju yang tak terkendali secara tidak langsung menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, perekonomian dan masyarakat. Kota Cirebon secara umum masih menerapkan infrastruktur konvensional atau infrastruktur abu-abu yang kurang memperhatikan lingkungan untuk mengurangi limpasan dalam mengatasi banjir.Kota Cirebon yang terletak di pesisir, persentase ruang terbuka hijau yang sangat minim, dan pemanasan global di Kota Cirebon juga menimbulkan peningkatan suhu lingkungan sehingga menyebabkan fenomena Urban Heat Island(UHI). Oleh karena itu, penelitian ini mengidentifikasi potensi penerapan blue-green infrastructure dalam membantu pengendalian banjir dan menurunkan suhu lingkungan di Kota Cirebon. Penelitian ini akan menggunakan dua (2) jenis data yaitu data sekunder dari berbagai instansi terkait dan data primer dari hasil wawancara dan kuesioner dengan instansi. Penelitian menggunakan pendekatan kombinasi kuantitaif dan kualitatif. Penelitian akan menitikberatkan pada analisis spasial dan analisis hierarcyal proses (AHP) dalam menentukan lokasi potensial penerapan blue-green infrastruktur berdasarkan kriteria yang telah ditentukan serta pendapat ahli.Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa terdapat 12 kriteria penentuan jenis dan lokasi blue green infrastruktur dari hasil studi literatur dan validasi para ahli. Kriteria tersebut diantaranya Luas Drainase, Kemiringan Lahan, Kepemilkan Lahan, Kelompok Tanah Hidrologi, Kedalaman Air Tanah, Buffer Jalan, Buffer Sungai, Buffer Bangunan, Guna Lahan Kesesuaian Rencana Tata ruang, Kawasan Rawan Banjir, Keberadaan Jaringan Utilitas lainya. Dari 12 kriteria yang digunakan terdapat kriteria yang memiliki pengaruh paling besar yaitu kriteria guna lahan (0,141/14%) mengindikasikan bahwa kriteria tersebut paling penting dibandingkan kriteria lainya. Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring dengan metode AHP, Kota Cirebon memiliki potensi penerapan delapan (8) jenis blue green infrastructure yaitu Green Corridor, Bioretensi, dan Grassed swales, Constructed Wetland, Dry Pond, infiltration basin, Vegetated filterstrip, Sand filter non surface dengan total luas 154 hektar atau 4% dari total Kota Cirebon.