Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) digunakan secara masif di Indonesia untuk kebutuhan
obat, makanan, dan pewarna alami. Khasiat temulawak yang paling dikenal adalah sebagai
an@mikroba, an@bakteri, an@oksidan dan an@inflamasi. Senyawa utama dari metabolit sekunder
temulawak yang berperan sebagai an@bakteri adalah xantorizol dan kurkumin. Peneli@an ini
bertujuan untuk mengetahui metode pengayaan isolasi xantorizol dan kurkuminoid (kurkumin,
demetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin) serta menguji ak@vitas an@bakteri dari isolat
temulawak terhadap daya hambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Pseudomonas
aeruginosa. Digunakan perbandingan metode ekstraksi maserasi dengan perkolasi. Hasil ekstrak
dilanjutkan dengan fraksinasi dan isolasi menggunakan metode kromatografi cair vakum (KCV) dan
kromatografi radial (KR). Metode maserasi efek@f dalam pengayaan demetoksikurkumin,
bisdemetoksikurkumin, xantorizol, sedangkan metode perkolasi efek@f dalam pengayaan senyawa
kurkumin. Penentuan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) bakteri dilakukan menggunakan
metode mikrodilusi dengan konsentrasi sampel 4–1024 µg/mL dengan kontrol posi@f tetrasiklin HCl.
Adapun senyawa an@mikroba yang paling efek@f terhadap bakteri P. acnes adalah xantorizol (KHM
8; KBM 16 µg/mL) dan yang paling efek@f terhadap bakteri P. aeruginosa adalah kurkumin (KHM 16;
KBM 128 µg/mL).