digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Fadia Aunillah Fuadi
PUBLIC yana mulyana

Denaturasi protein pada jaringan erat kaitannya dengan peningkatan respons inflamasi yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Protein yang terdenaturasi mengakibatkan berkurangnya aktivitas enzimatik dan fungsi biologis protein, serta dapat memicu produksi autoantigen dalam tubuh. Senyawa yang mampu menghambat denaturasi protein berpotensi sebagai agen antiinflamasi. Cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers.) merupakan tumbuhan yang dapat dikembangkan sebagai alternatif pengobatan antiinflamasi dengan menghambat denaturasi protein karena kaya akan kandungan metabolit sekunder, seperti flavonoid, fenol, dan steroid/triterpenoid. Penelitian dilakukan untuk menentukan profil kandungan kimia dalam ekstrak daun cocor bebek dan mengetahui aktivitas antiinflamasi ekstrak dengan metode penghambatan denaturasi protein. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat, etanol 96%, dan etanol 50%. Profil kandungan kimia ditentukan berdasarkan skrining fitokimia, penetapan kadar fenol dan flavonoid total, serta analisis senyawa menggunakan KLT densitometri. Aktivitas antiinflamasi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Visible pada ? 660 nm, dengan natrium diklofenak sebagai kontrol positif. Skrining fitokimia menunjukkan adanya kandungan senyawa flavonoid, fenol, dan steroid/triterpenoid dalam ekstrak daun cocor bebek. Ekstrak etanol 96% memiliki kandungan fenol total tertinggi (5,58 ± 0,37 g GAE/100 g), sedangkan ekstrak etil asetat memiliki kandungan flavonoid total tertinggi (4,78 ± 0,29 g QE/100 g). Nilai IC50 ekstrak n-heksana, etil asetat, etanol 96%, dan etanol 50% daun cocor bebek berturut-turut sebesar 385,91 ± 2,52 ppm, 143,39 ± 1,47 ppm, 920,52 ± 6,06 ppm, dan 1295,64 ± 5,76 ppm. Senyawa flavonoid yang teridentifikasi dalam ekstrak etil asetat adalah kuersetin-3-arabinosid dan luteolin dengan kadar masing-masing 17,15% dan 30,62%. Ekstrak daun cocor bebek berpotensi sedang untuk dikembangkan sebagai alternatif pengobatan antiinflamasi.