digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Angela Quenna Febianti B
PUBLIC yana mulyana

Ketidakseimbangan regulasi jalur apoptosis, khusunya laju apoptosis yang rendah, dapat menyebabkan proliferasi sel kanker yang tidak terkendali, penyakit autoimun, serta resistensi intrinsik pengobatan kemoterapi. Beberapa senyawa hasil sintesis telah dikembangkan untuk dapat menginduksi apoptosis, namun memiliki banyak efek samping. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pencarian molekul baru dari golongan herbal yang dapat menginduksi apoptosis dengan efek samping yang lebih rendah serta efikasi yang dapat diterima. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji interaksi dan energi bebas ikatan dari 42 fitokonstituen tanaman pegagan yang berpotensi menginduksi apoptosis dengan mekanisme inhibisi protein antiapoptosis keluarga Bcl-2 berdasarkan kajian in silico melalui simulasi docking. Struktur 3D ligan uji dan pembanding diunduh dari laman Pubchem atau dimodelkan dengan perangkat lunak Avogadro 1.2.0. Struktur 3D kompleks protein-ligan diunduh dari laman RCSB PDB, yakni kompleks Mcl-1 (kode PDB 4ZBF), Bcl-2 (kode PDB 4MAN), dan Bcl-xL (kode PDB 2YXJ). Optimasi geometri ligan uji dilakukan dengan perangkat lunak ORCA 5.0.4. Simulasi docking dilakukan dengan perangkat lunak AutoDock 4.2.6 dan MGLTools 1.5.7. Visualisasi interaksi dilakukan dengan perangkat lunak BIOVIA Discovery Studio Visualizer 2021. Prediksi ADMET senyawa terpilih dilakukan menggunakan pkCSM. Hasil simulasi docking menunjukkan bahwa seluruh senyawa diprediksi memiliki afinitas terhadap protein antiapoptosis dengan nilai energi bebas ikatan (?G) negatif. Senyawa yang memiliki nilai ?G terendah dengan satuan kkal/mol adalah stigmasterol (?10,69), campesterol (?10,24), dan beta carotene (?10,23) pada protein Mcl-1; beta carotene (?10,79), corosolic acid (?9,62), dan acetylursolic acid (?9,12) pada protein Bcl-2; serta beta carotene (?10,10), acetylursolic acid (?9,73), dan stigmasterol (?9,26) pada protein Bcl-xL. Berdasarkan prediksi ADME, beta carotene, stigmasterol, dan campesterol diprediksi memiliki profil farmakokinetik yang baik. Berdasarkan prediksi toksisitas, seluruh senyawa diprediksi memiliki toleransi dosis maksimum yang rendah, kecuali humulene. Tidak terdapat senyawa yang memiliki potensi mutagenik. Senyawa corosolic acid diprediksi bersifat hepatotoksik. Kata Kunci: Apoptosis, Docking, Inhibisi, Pegagan, Protein Antiapoptosis