digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Inflamasi atau radang dapat diartikan sebagai sistem kekebalan tubuh untuk melawan suatu penyakit dengan pelepasan berbagai mediator kimia yang menghancurkan, mengurangi, serta melokalisasi agen pencedera maupun jaringan yang cedera, umumnya ditandai dengan adanya kemerahan, panas, dan nyeri. Daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) menjadi salah satu tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai kondisi kesehatan, termasuk peradangan atau inflamasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi antiinflamasi ekstrak dan fraksi daun karamunting serta mengkarakterisasi kandungan senyawa aktif fraksi yang terkandung. Sampel dilakukan pengujian aktivitas antiinflamasi secara in vitro dengan menggunakan denaturasi protein BSA dan stabilisasi membran darah. Fraksi terpilih dilakukan karakterisasi dengan pemantauan KLT dan KLT densitometri. Didapatkan bahwa aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) memiliki aktivitas penghambatan denaturasi protein BSA dan penghambatan hemolisis pada sel darah merah dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 149,238 ± 5,832 dan 243,775 ± 5,617 mg/mL. Nilai IC50 fraksi 1, fraksi 2, fraksi 3, fraksi 4, dan fraksi 5 secara berturut-turut adalah 1000,970 ± 25,941; 604,615 ± 82,045; 497,797 ± 5,102; 162,992 ± 0,594; 105,203 ± 10,862 mg/mL. Fraksi 5 merupakan fraksi yang memiliki nilai aktivitas penghambatan denaturasi yang paling baik ditandai dengan nilai IC50 yang paling kecil. Golongan senyawa yang terkandung pada fraksi 5 adalah flavonoid, fenol, tanin, dan saponin. Senyawa yang berhasil teridentifikasi menggunakan metode KLT densitometri adalah senyawa eugenol.