Mikroplastik adalah plastik berukuran < 5 mm yang berasal dari plastik yang telah
terdegradasi oleh proses fisik, kimiawi, dan biologis dalam jangka waktu tertentu.
Kasus pencemaran mikroplastik di Indonesia khususnya wilayah Cirebon pada
tahun 2020 volume sampahnya mencapai 1.319 m3/hari. Tercatat di wilayah pesisir
Pantai Cirebon terdapat rata-rata 106 kg sampah yang sebagian besar berasal dari
aktivitas manusia. Pelabuhan Kejawanan Cirebon merupakan salah satu lokasi di
Cirebon yang tinggi dengan aktivitas manusia. Adanya kontaminasi mikroplastik di
Pelabuhan Kejawanan dapat menimbulkan kerugian terhadap seluruh aspek dan
merugikan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian analisis
mikroplastik di Pelabuhan Kejawanan Cirebon.
Data yang digunakan merupakan data primer yaitu sampel air permukaan laut yang
diambil secara langsung di Pelabuhan Kejawanan Cirebon. Sampel air diambil di
14 titik. Titik 1-4 diambil pada bulan Oktober 2020 menggunakan manta net dengan
ukuran mesh 350. Sedangkan untuk titik 5-14 diambil pada bulan Desember 2023
menggunakan plankton net dengan ukuran mesh 180. Sampel air tersebut
selanjutnya dianalisis lebih lanjut di laboratorium untuk diamati bentuk visualnya
dengan mikroskop dan dihitung kelimpahannya serta dianalisis menggunakan
fourier transform infrared spectroscopy (FTIR) agar diketahui jenis polimernya.
Berdasarkan hasil penelitian ini pada tahun 2020 di 4 lokasi Perairan Cirebon
ditemukan mikroplastik jenis polyethylene, polyester, vinylidene chloride,
polystyrene, dan polyprophylene. Rata-rata kelimpahan mikroplastik per luas dan
per volume pada tahun 2020 berturut-turut adalah 0,579 partikel/m2 dan 125,3
partikel/m3 dan didominasi dalam bentuk film dan foam. Sedangkan pada tahun
2023 dengan pengambilan sampel di 10 lokasi yang sebagian besar di Pelabuhan
Kejawanan ini, ditemukan jenis polyvinylpyrrolidone, polyethylene, vinylidene
chloride, polyester, dan polyamide 6. Rata-rata kelimpahan per luas dan per volume
mikroplastik pada tahun 2023 berturut-turut adalah 3,86 partikel/m2 dan 17.090,9
partikel/m3 dan didominasi bentuk fiber dan granule. Walaupun tidak dapat
dibandingkan secara eksak antara hasil tahun 2020 dan 2023, tetapi penambahan
luas dan volume dari mikroplastik ini diduga terjadi akibat aktivitas antropogenik
dan terdistribusi oleh faktor oseanografi, seperti arus laut dan pasang surut.