digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - LIORA PARULIAN BITYA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Stasiun Kereta Api Bandung (atau Stasiun Hall) merupakan simpul transportasi moda angkutan terbesar di Kota Bandung dan juga Provinsi Jawa Barat. Stasiun kelas besar tipe A ini melayani kereta api antarkota, kereta api lokal komuter (dalam kota), dan baru-baru ini juga melayani kereta api feeder menuju Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (Whoosh). Pemerintah Kota Bandung telah menyediakan berbagai angkutan umum pengumpan untuk melayani penumpang kereta api menuju tujuan akhirnya dari stasiun atau menuju stasiun dari tempat asalnya. Angkutan umum yang disediakan terdiri atas Angkutan Kota/Kabupaten (Angkot), Trans Metro Bandung, Trans Metro Pasundan, Elf Bandung Raya, dan Trans Bandung Raya (DAMRI). Selain angkutan umum, di sekitar stasiun juga terdapat layanan angkutan lainnya seperti kendaraan online maupun kendaraan pribadi. Layanan angkutan-angkutan ini tersedia di tiga bagian stasiun, yaitu di utara, timur, dan selatan; juga di beberapa titik di sekitar stasiun. Tidak jauh dari pintu selatan stasiun juga terdapat Terminal Stasiun Hall Bandung yang melayani angkutan umum berupa angkot dan bus dalam kota atau antar kota. Sayangnya, integrasi antarmoda pada Stasiun Kereta Api Bandung ini belum bekerja secara optimal dalam melayani pergantian moda penumpang. Bahkan, belum ada integrasi fisik yang layak di antara Stasiun Kereta Api Bandung dengan Terminal Stasiun Hall Bandung meskipun jaraknya yang berdekatan. Oleh karena itu, pada penelitian ini melakukan kajian terhadap pengembangan Stasiun Kereta Api Bandung sebagai stasiun terpadu yang layak hingga 10 tahun mendatang, yang akan melayani pergantian moda dari kereta api ke moda lainnya, atau sebaliknya. Penelitian dilakukan dengantiga metode, yaitu Survei Inventarisasi Stasiun, Modal Interaction Matrix, dan Analisis Kapasitas Kebutuhan Fasilitas Stasiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Stasiun Bandung baik bangunan utara maupun selatan masih memiliki beberapa kekurangan dalam hal pelayanan dan fasilitas penunjang integrasi antarmoda, sehingga memerlukan penambahan dan pelengkapan fasilitas. Selain itu, integrasi antara moda utama (kereta api) dengan moda pengumpan/feeder di kawasan Stasiun Bandung utara maupun selatan sudah cukup baik secara umum, namun beberapa aspek masih perlu ditingkatkan. Terakhir, sebagai output utama, penelitian menghasilkan usulan redesain Stasiun Bandung dengan konsep stasiun terpadu yang terdiri atas usulan gambar layout dan gambar pemetaan fasilitas stasiun.