digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sekar Ariane Maharani
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Pada 16 Juni 2021, gempa bumi dengan kekuatan 6 SR berpusat di Tehoru, Teluk Taluti memicu terjadinya longsoran bawah laut sehingga menghasilkan kenaikan muka air sekitar 51 cm di Tehoru. Peristiwa tersebut relatif kecil dibandingkan peristiwa Tsunami Teluk Elpaputih (sebelah barat Teluk Taluti) dengan ketinggian gelombang maksimum 9 meter pada 20 September 1899 akibat longsoran bawah laut yang dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 7,8 SR. Peristiwa tsunami 2021 tersebut menandakan kemungkinan dapat terbentuknya kembali tsunami akibat longsoran di masa depan. Dengan demikian, diperlukan tinjauan mekanisme pembangkitan tsunami Seram 1899 dan 2021 untuk mendukung studi potensi karakteristik tsunami di Pulau Seram bagian selatan di masa depan. Dilakukan simulasi tsunami menggunakan model COMCOT dengan menerapkan persamaan Non Linear Shallow Water Equation. Simulasi dilakukan menggunakan data topografi dan batimetri BATNAS dan DEMNAS yang divalidasi menggunakan Bilangan Aida terhadap data tide gauge di Stasiun Tehoru dan Amahai. Berdasarkan empat skenario longsoran Tsunami 2021 menurut keterangan dalam berita lokal, longsoran dengan dimensi 4000 × 4000 × 50 m3 menghasilkan gelombang dengan fase dan tinggi yang telah memenuhi selang kepercayaan 20% Bilangan Aida, dengan nilai K sebesar 1,19 dan ???? 1,19. Berdasarkan lima skenario longsoran Tsunami 1899 menurut catatan sejarah, longsoran dengan sumber di Desa Samasuru – Paulohi, Teluk Elpaputih dan di Desa Tehoru, Teluk Taluti merupakan skenario paling mendekati karakteristik tsunami menurut sejarah. Skenario ini menghasilkan tinggi tsunami maksimum mencapai 15,22 meter di Teluk Elpaputih dan 11,72 meter di Teluk Taluti dengan waktu tiba masing-masing 5 dan 1 menit. Kedalaman aliran maksimum mencapai 15 meter di sekitar Paulohi, Teluk Elpaputih dan 6 - 9 meter di sekitar Laimu, Teluk Taluti. Tsunami akibat longsoran hipotetik di Desa Saunulu, Teluk Taluti dengan parameter longsoran dibuat dua kali lipat peristiwa tsunami 2021 dan dengan jarak longsoran secara horizontal mencapai 800 meter dapat menghasilkan gelombang dengan amplitudo maksimum 21,74 meter dengan waktu tiba 2 menit serta kedalaman aliran dapat melebihi 15 meter di sekitar Tehoru, Teluk Taluti.