digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cover Hanna Auliaurridho
PUBLIC yana mulyana

Pembuatan garam telah banyak dilakukan untuk memperbaiki sifat fisikokimia bahan baku obat. Baru-baru ini telah diskrining terbentuknya garam levofloksasin-flufenamat (LF) dan levofloksasin-niflumat (LN) pada perbandingan molar 1:1. Garam-garam tersebut dibuat dengan metode penguapan pelarut yang membutuhkan waktu relatif lama. Penelitian ini bertujuan membuat garam LF dan LN dengan metode solvent dropped grinding (SDG) untuk mengatasi kekurangan metode penguapan, yang selanjutnya dikarakterisasi menggunakan elektrotermal, Powder X-ray Diffractometry (PXRD), Thermogravimetric Analysis/ Differential Thermal Analysis (TG/DTA), dan Fourier Transform Infrared (FTIR). Selain itu, mengamati stabilitas garam-garam tersebut secara fisik dilakukan dengan pengamatan visual dan instrumental dilakukan menggunakan PXRD dan FTIR serta penetapan kadar menggunakan spektrofotometri UV derivatif yang sudah divalidasi sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SDG dapat menghasilkan produk garam LF dan LN dalam jumlah yang lebih banyak, homogen, dalam waktu yang lebih cepat, dan menggunakan pelarut yang sangat sedikit. LF memiliki suhu lebur 172,7 ? C dengan puncak difraksi 2?= 5, 7, 8, 17, dan 22 ? sedangkan LN menunjukkan suhu lebur 190,8 ? C dengan puncak difraksi pada 2?= 4, 7, 9, 13, 16, 17, dan 19 ?. Spektra FTIR mengkonfirmasi terjadi pembentukan ikatan metilamin piperazin dengan gugus karboksilat; keseluruhannya sesuai dengan hasil skrinning menggunakan teknik penguapan pelarut yang dilaporkan sebelumnya. Selanjutnya, berhasil dikembangkan metode penetapan kadar dengan spektrofotometri UV derivatif tervalidasi dengan pembacaan absorbansi pada 346 nm untuk levofloksasin dan 220 nm untuk asam flufenamat, dan asam niflumat. Selanjutnya, uji stabilitas menunjukkan bahwa kedua garam LF dan LN lebih stabil dibandingkan dengan senyawa tunggal selama penyimpanan empat minggu dalam keadaan terbuka pada kondisi kamar (kelembapan 75±5% RH dan suhu 25±3 ?C). Oleh karena itu kedua garam tersebut berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.