digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

abstrak Febrina Ester Panjaitan
PUBLIC yana mulyana

Baru-baru ini telah dilaporkan pembuatan garam levofloksasin-diklofenak dengan perbandingan molar (1:1) (LD) yang dapat meningkatkan kelarutan, stabilitas, serta potensi levofloksasin (LF). Dalam praktik isolasinya, ditemui beberapa bentuk difraktogram yang diduga disebabkan oleh perbedaan pelarut yang digunakan dalam proses pembuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh komposisi pelarut untuk pembuatan garam LD, mengkarakterisasi dan menetapkan bentuk padatan yang paling stabil, serta mengembangkan metode spektrofotometri UV derivatif untuk penetapan kadar, dan mengamati stabilitas garam LD. Garam LD dibuat dengan metode Solvent Drop Grinding (SDG) menggunakan pelarut metanol dan etanol dalam variasi konsentrasi 70%, 95%, dan 99%. Garam yang dihasilkan dikarakterisasi dengan elektrotermal, Powder X-ray diffractometer (PXRD), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), dan Differential Thermal Analysis/Thermographic Analysis (DTA/TG). Selanjutnya dikembangkan metode spektrofotometri UV derivat matematis untuk penetapan kadar dan dilakukan uji stabilitas selama empat minggu. Hasil penelitian menunjukkan tiga bentuk padatan garam LD, dengan difraktogram, spektrum inframerah, dan DTA/TG yang berbeda, tetapi suhu lebur ketiganya hampir mirip, yaitu pada ~140-141°C. Fasa pertama adalah metanolat dengan suhu pelepasan metanol pada ~72°C; kedua adalah etanolat dengan suhu pelepasan etanol pada ~80°C; keduanya merupakan garam LD hasil SDG dengan pelarut berkadar 99%. Fasa terakhir adalah LD dengan suhu pelepasan seluruh pelarut pada 100°C, terindikasi sebagai bentuk hidrat, hasil dari SDG dengan pelarut berkadar 70 dan 95% dan terbukti paling stabil. Keseluruhan data mengantarkan pada metode paling praktis dan ramah lingkungan untuk membuat garam LD, yaitu penggerusan dengan penetesan air murni. Selanjutnya, juga dibuktikan bahwa garam LD lebih stabil daripada LF tunggal, baik secara fisik maupun kimia. Dengan demikian, perlu diperhatikan pemilihan komposisi pelarut pada saat mengisolasi bahan baku obat, dalam hal ini garam LD.