digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembangunan hutan rakyat merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi permasalahan alih fungsi lahan, yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan. Pada hutan rakyat di Kabupaten Cianjur, masyarakat menanam bambu berdampingan dengan pohon lokal, terutama pohon yang menjadi komoditas utama di hutan rakyat. Dalam pemilihan jenis tumbuhan yang akan ditanam, masyarakat memilih spesies penyusun hutan rakyat yang bernilai ekonomis. Namun, berbagai kajian menunjukkan pertimbangan aspek ekologi penting juga dipertimbangkan karena akan memengaruhi kecocokan hidup dan keberlanjutan spesies yang dipilih. Bambu merupakan tanaman rerumputan dari famili Poaceae yang banyak ditemukan dan dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Cianjur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola penyebaran serta asosiasi interspesifik bambu dengan pohon lokal di 10 kecamatan, Kabupaten Cianjur dengan menghitung INP, Indeks Penyebaran Morisita, dan Indeks Asosiasi Jaccard. Metode yang dilakukan berupa pengukuran faktor lingkungan suhu dan kelembapan udara yang menunjukkan nilai relatif sama, serta analisis vegetasi menggunakan metode kuadrat, dengan penentuan plot secara purposive sampling dalam petak berukuran 0,1 hektar. Rata-rata pengukuran suhu dan kelembapan udara di lokasi penelitian yaitu 32,7°C dan 43,2%. Hasil penelitian lainnya menunjukkan 1) INP pada tingkat hidup pohon didominasi oleh Gigantochloa apus (67,09%) dan Tectona grandis (58,66%), sedangkan pada tingkat hidup tiang didominasi oleh Falcataria moluccana (142,77%) dan Tectona grandis (38,65%); 2) Pola penyebaran mengelompok ditemukan pada jenis Gigantochloa apus, Tectona grandis, Falcataria moluccana, Gnetum gnemon, Durio zibethinus, dan Bambusa vulgaris, sedangkan Sandoricum koetjape dan Gigantochloa pseudoarundinacea ditemukan hidup dengan pola penyebaran acak; 3) Gigantochloa apus dengan Falcataria moluccana dan Tectona grandis dengan Falcataria moluccana berasosiasi positif dengan nilai indeks asosiasi secara berurutan 0,227 dan 0,037; sedangkan Falcataria moluccana dengan Hibiscus macrophyllus berasosiasi negatif dengan nilai 0,263. Seluruh nilai indeks asosiasi tergolong rendah.