digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia adalah salah satu negara maritim di dunia dengan luas perairan mencapai 3,25 juta km2 atau sekitar 63% dari wilayah Indonesia dan juga memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ini menyebabkan wilayah pesisir di Indonesia rentan terhadap beberapa masalah seperti erosi pantai. Erosi pantai adalah masalah utama di wilayah pesisir. Erosi pantai banyak terjadi di wilayah pesisir Indonesia. Pelindung pantai alami yang menggunakan vegetasi seperti mangrove banyak ditemukan di banyak tempat di dunia termasuk di Indonesia. Mangrove sangat efektif melindungi pantai dari erosi pantai. Namun, perlindungan pantai dengan tanaman mangrove membutuhkan waktu yang cukup lama agar tanaman mangrove dapat tumbuh dan berkembang. Maka diperlukan perlindungan untuk mangrove muda. Untuk menyelesaikan masalah ini, sistem pelindung pantai alami yang mengkombinasikan pelindung pantai alami utama dan bangunan sementara buatan manusia diusulkan. Bangunan sementara buatan manusia yang digunakan pada penelitian ini adalah pemecah gelombang tiang bambu. Selain untuk melindungi mangrove dari hantaman gelombang, pemecah gelombang tiang bambu dapat digunakan sebagai media budidaya kerang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh ketebalan (diameter) dan kekasaran model pada model fisik kombinasi pemecah gelombang tiang bambu dan kerang hijau dalam mereduksi tinggi gelombang dan menentukan jenis model pemecah gelombang tiang bambu yang paling tepat. Percobaan laboratorium dilakukan pada saluran gelombang 2D. Terdapat 11 kondisi gelombang yang digunakan selama pengujian laboratorium. Penelitian ini berfokus pada parameter koefisien transmisi gelombang yang melewati sistem pelindung pantai dalam menentukan konfigurasi kombinasi pemecah gelombang tiang bambu yang paling efektif untuk mereduksi tinggi gelombang sehingga dapat mengurangi erosi pantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kombinasi pemecah gelombang tiang bambu dan kerang hijau dapat meningkatkan persentase reduksi gelombang sebesar 2,54%. Berdasarkan hasil pemodelan fisik, kombinasi pemecah gelombang tiang bambu yang paling efektif adalah yang memiliki jarak antar kolom dan jarak antar baris tiang bambu yang paling rapat dengan ketebalan (diameter) model tiang bambu dan kerang hijau sebesar 2,40 cm dan kekasaran sebesar 0,33 cm.