digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw) merupakan salah satu komoditas pertanian yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Komoditas unggulan ini mempunyai peluang pasar yang cukup luas baik dalam maupun luar negeri karena rasanya yang manis serta kaya akan kandungan gizi. Namun, buah ini tergolong komoditas hortikultura yang mudah rusak. Salah satu penyebab kerusakan buah adalah proses transportasi darat dan penyimpanan jangka panjang. Resiko fisik berupa gesekan, benturan dan tekanan selama transportasi merupakan penyebab terjadinya kerusakan mekanis yang dapat memicu timbulnya kerusakan lain berupa kerusakan kimiawi, fisik, dan mikrobiologis. Perbaikan pengemasan dapat meminimalkan kerusakan produk hortikultura selama transportasi. Salah satu faktor penting dalam perancangan kemasan adalah pola penyusunan produk dalam kemasan. Pengaplikasian pola susun teratur digunakan untuk meminimalisir gesekan antar buah selama proses transportasi karena strukturnya yang kompak serta memuat kapasitas lebih banyak di dalam kemasan kardus. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pola susun yang paling efektif dalam mengurangi kerusakan selama perjalanan dan memperpanjang daya simpan berdasarkan paramter mutu hedonik, susut bobot (%), kerusakan (%), kekerasan (Kg/cm2), warna (L* dan °Hue), total padatan terlarut (% brix), total asam tertitrasi (% asam), dan rasio gula dan asam. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dilanjut uji lanjut tukey pada taraf kepercayaan 95% untuk menentukan perlakuan yang paling efektif dari variasi pola susun buah (bulk arrangement, face centred cubic, body centred cubic, dan handle face cubic di dalam kemasan kardus. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa perlakuan yang memiliki kecenderungan paling efektif dalam mempertahankan mutu buah salak selama transportasi darat adalah pola susun BA (bulk arrangement) berdasarkan nilai mutu hedonik warna, aroma, dan kenampakan yang cenderung lebih tinggi (?3), persentase kerusakan paling rendah (16,17%), dan nilai total padatan terlarut yang lebih stabil (13,32% brix-15,36%brix).