Indonesia memiliki target produksi minyak 1 juta BOPD pada tahun 2030. Pada tahun 2022, kontribusi produksi
lapangan tua di Indonesia mencapai 20000 BOEPD (IPA, 2023) dimana angka ini signifikan terhadap kontribusi
produksi minyak dan gas nasional. Oleh karena itu, optimalisasi produksi lapangan tua melalui stimulasi
merupakan strategi yang tepat. Salah satu metode yang efektif adalah stimulasi sumur dengan teknik matrix
acidizing. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumur-sumur tua yang potensial untuk dioptimalkan
menggunakan metode matrix acidizing, mendesain komposisi asam yang tepat, menganalisis perubahan skin, serta
menghitung kenaikan produksi setelah injeksi. Melalui pemilihan sumur dengan metode Heterogeneity Index,
analisis kurva penurunan produksi, dan perhitungan Estimated Ultimated Recovery, sumur-sumur dengan potensi
terbaik diidentifikasi untuk stimulasi.
Desain asam yang digunakan dalam matrix acidizing mencakup preflush HCl 15% dengan volume 488.74 gal/ft
untuk TM-23 dan 474.25 gal/ft untuk TM-24 , main acid 12% HCl : 3% HF dengan volume 104.79 gal/ft untuk
TM-23 dan 174.39 gal/ft untuk TM-24, serta postflush untuk mencegah endapan. Penggunaan inhibitor korosi,
stabilisator lempung, dan aditif lainnya juga dipertimbangkan untuk meningkatkan efektivitas stimulasi. Evaluasi
performa sumur sebelum dan setelah matrix acidizing dilakukan menggunakan metode Inflow Performance
Relationship (IPR) dan perhitungan skin factor.
Hasil studi menunjukkan bahwa metode matrix acidizing efektif dalam meningkatkan produktivitas sumur tua,
dengan penurunan skin -2.25 untuk TM-23 dan -1.39 untuk TM-24 serta peningkatan productivity index mencapai
34.3% dan 18.8% pada sumur TM-23 dan TM-24. Studi ini memberikan panduan praktis untuk penerapan matrix
acidizing yang lebih efektif di lapangan-lapangan minyak tua di Indonesia, serta rekomendasi untuk penelitian
lanjutan guna memaksimalkan potensi produksi minyak dan gas.