Abstrak Raden Nesya Shodrina [17520035]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Down syndrome merupakan kondisi anak yang mengalami keterlambatan kognisi dengan IQ <55
dan hambatan gerak yang dipengaruhi oleh hipotoni (lemah otot) sejak bayi sehingga berdampak
pada tertinggalnya fase gerak lokomotor di masa golden age usia 0-6 tahun. Namun, hal ini dapat
dilakukan intervensi dini untuk mengatasi hambatan tersebut, salah satu aspek perkembangan
anak yang paling penting adalah aspek perkembangan fisik motorik. Perkembangan motorik kasar
sangat diutamakan untuk memberikan dan mengajarkan anak agar dapat meningkatkan kemajuan
dalam perkembangan lainnya seperti bahasa, kognisi, dan kemampuan psikomotorik. Motorik
kasar merupakan keterampilan gerak yang melibatkan penggunaan otot besar di seluruh bagian
tubuh yang berguna untuk anak mengontrol otot tubuhnya dengan melatih gerak lokomotornya.
Kegaiatan yang mencakup pada aktivitas gerak lokomotor yang tersedia di sekolah luar biasa yaitu
bermain, olahraga dan aktivitas yang melibatkan pendampingan terapis melalui pendekatan secara
individual agar pelatihannya lebih efektif yaitu terapi Sensori Integrasi. Namun di Indonesia,
jumlah SLB yang belum memiliki fasilitas untuk mendukung kegiatan sensori integrasi yang
difokuskan pada gerak lokomotor untuk anak down syndrome masih sangat sedikit dibandingkan
dengan jumlah siswa DS yang membutuhkan fasilitas terapi SI. Maka dari itu, penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan alternatif solusi sarana terapi sensori integrasi berupa fasilitas SI
khusus gerak lokomotor untuk anak DS. Fasilitas ini nantinya diharapkan dapat ditempatkan di
SLB yang menyediakan program terapi SI yang masih disamaratakan penggunaannya.