Asam sitrat merupakan salah satu komoditas penting yang diaplikasikan secara luas
seperti di industri pangan, farmasi, serta pembersih dan deterjen. Produksi komersial
asam sitrat masih didominasi oleh metode fermentasi terendam, tetapi fermentasi fasa
padat menunjukkan potensi yang lebih besar seperti perolehan asam sitrat yang lebih
tinggi, kebutuhan energi lebih rendah, dan aplikasi limbah agroindustri sebagai substrat.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kondisi operasi terbaik untuk meningkatkan
perolehan asam sitrat pada fermentasi fasa padat menggunakan Response Surface
Methodology (RSM). Fermentasi fasa padat dilakukan dengan memanfaatkan substrat
ampas singkong yang mengandung 81,67% pati dan biokatalis Aspergillus niger. Dalam
penelitian ini, desain RSM mencakup empat variasi kondisi operasi dan tiga level
menghasilkan 26 percobaan yang dilakukan dengan duplikasi. Percobaan digunakan
untuk mengembangkan model statistik yang dapat menghasilkan kondisi operasi
optimum, yang meliputi konsentrasi metanol, jumlah medium, konsentrasi glukosa, dan
waktu fermentasi. Evaluasi kondisi optimum produksi asam sitrat dilakukan
menggunakan RSM metode Central Composite Design (CCD). Hasil analisis ANOVA
menunjukkan bahwa terdapat empat faktor yang signifikan terhadap perolehan asam
sitrat, yaitu jumlah medium, konsentrasi metanol, suku kuadratik waktu fermentasi, serta
interaksi antara jumlah medium dan penambahan metanol. Interaksi antara faktor-faktor
kondisi operasi ditampilkan dalam surface plot. Hasil optimasi dengan Minitab
menunjukkan kondisi operasi jumlah medium 13 mL, konsentrasi metanol 0,5%, dan
waktu fermentasi 8 hari dapat memberikan perolehan asam sitrat sebesar 7,21 mg/g
substrat.