digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK
PUBLIC Dewi Supryati

Telemedicine dalam perspektif dokter merujuk kepada penggunaan teknologi komunikasi dalam memberikan layanan medis jarak jauh kepada pasien. Sistem telemedicine yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan dokter akan meningkatkan manfaat yang diberikan kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai apa saja faktor yang berpengaruh positif atau negatif terhadap penggunaan berkelanjutan dari perspektif para professional kesehatan khususnya dokter. Penelitian ini berfokus kepada pegembangan model yang mengintegrasikan expectation confirmation model (ECM), self-determination theory (SDT), dan task technology fit (TTF) untuk memahami perspektif dokter dari sisi teknologi, sosial, dan psikologi. Berdasarkan penelitian terdahulu, variabel yang dihipotesiskan menjadi faktor yang memengaruhi continuance intention adalah satisfaction, perceived usefulness, intrinsic motivation, extrinsic motivation, dan task technology fit. Untuk menjelaskan intrinsic motivation dilakukan penjabaran melalui intrinsic regulation to use telemedicine dan intrinsic regulation to serve patient. Untuk menjelaskan extrinsic motivation dilakukan penjabaran melalui identified regulation dan external regulation. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner terhadap 62 dokter pengguna telemedicine di Indonesia. Mayoritas responden merupakan generasi muda dengan pengalaman menjadi dokter satu hingga empat tahun. Aplikasi yang paling banyak digunakan adalah Halodoc for Doctor dan Alomedika. Pengolahan data dilakukan dengan motode statistik PLS-SEM untuk mengetahui interaksi dan signifikansi hubungan variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan faktor extrinsic motivation dan satisfaction memiliki pengaruh terhadap continuance intention. Perceived usefulness dan task technology fit memiliki pengaruh terhadap satisfaction. Task technology fit memiliki pengaruh terhadap perceived usefulness. Namun intrinsic regulation to serve patient tidak terbukti membangun intrinsic motivation serta identified regulation tidak terbukti membangun extrinsic motivation. Task technology fit, perceived usefulness, dan intrinsic motivation tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap continuance intention.