Telemedicine dalam perspektif dokter merujuk kepada penggunaan teknologi
komunikasi dalam memberikan layanan medis jarak jauh kepada pasien. Sistem
telemedicine yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan dokter akan
meningkatkan manfaat yang diberikan kepada pasien. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman mengenai apa saja faktor yang berpengaruh
positif atau negatif terhadap penggunaan berkelanjutan dari perspektif para
professional kesehatan khususnya dokter. Penelitian ini berfokus kepada
pegembangan model yang mengintegrasikan expectation confirmation model
(ECM), self-determination theory (SDT), dan task technology fit (TTF) untuk
memahami perspektif dokter dari sisi teknologi, sosial, dan psikologi.
Berdasarkan penelitian terdahulu, variabel yang dihipotesiskan menjadi faktor
yang memengaruhi continuance intention adalah satisfaction, perceived
usefulness, intrinsic motivation, extrinsic motivation, dan task technology fit.
Untuk menjelaskan intrinsic motivation dilakukan penjabaran melalui intrinsic
regulation to use telemedicine dan intrinsic regulation to serve patient. Untuk
menjelaskan extrinsic motivation dilakukan penjabaran melalui identified
regulation dan external regulation.
Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner terhadap 62 dokter pengguna
telemedicine di Indonesia. Mayoritas responden merupakan generasi muda dengan
pengalaman menjadi dokter satu hingga empat tahun. Aplikasi yang paling
banyak digunakan adalah Halodoc for Doctor dan Alomedika. Pengolahan data
dilakukan dengan motode statistik PLS-SEM untuk mengetahui interaksi dan
signifikansi hubungan variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan faktor
extrinsic motivation dan satisfaction memiliki pengaruh terhadap continuance
intention. Perceived usefulness dan task technology fit memiliki pengaruh
terhadap satisfaction. Task technology fit memiliki pengaruh terhadap perceived
usefulness. Namun intrinsic regulation to serve patient tidak terbukti membangun
intrinsic motivation serta identified regulation tidak terbukti membangun extrinsic
motivation. Task technology fit, perceived usefulness, dan intrinsic motivation
tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap continuance intention.