PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI KAWASAN SPESIFIK BANTARAN SUNGAI (STUDI KASUS: KELURAHAN TAMBELAN SAMPIT, KECAMATAN PONTIANAK TIMUR, KOTA PONTIANAK
Terbatas  Maman Ruhiman
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Maman Ruhiman
» Gedung UPT Perpustakaan
Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang dan memiliki peran penting di Kalimantan Barat.
Posisi strategis tersebut perlu diiringi dengan sistem pengelolaan lingkungan air terpadu,
termasuk pengelolaan air limbah domestik. Kelurahan Tambelan Sampit yang terletak persis
di kawasan bantaran sungai ini belum memiliki sistem pengelolaan air limbah domestik yang
baik. Dari total 7.686 jiwa penduduknya pada tahun 2022, sebesar 92,71% yang memiliki akses
sanitasi namun masih belum dapat dikatakan aman. Oleh karena itu akan dilakukan
perencanaan sistem pengelolaan air limbah domestik berdasarkan dokumen RTRW Kota
Pontianak Tahun 2018 yang merencanakan sistem terpusat untuk kelurahan ini. Perencanaan
ini melingkupi perancangan sistem penyaluran, sistem pengolahan terpusat, serta sistem
pengolahan setempat untuk individu. Karena keterbatasan lahan serta kondisi topografi,
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) akan direncanakan di dua lokasi. IPAL 1 yang terletak
di RW 2 akan melayani RW 1, RW 2, RW 4, RW 5, dan RW 6 sedangkan IPAL 2 yang terletak
di RW 7 akan melayani RW 3, RW 7, dan RW 8. Perencanaan sistem penyaluran air limbah
(SPAL) dibuat dalam satu jalur untuk masing-masing IPAL dengan sistem shallow bore sewer.
Debit sebesar 0,002 m3
/s akan dialirkan dengan pipa berdiameter 50 mm, 65 mm, dan 75 mm
menuju IPAL 1 dan debit sebesar 0,0028 m3
/s akan dialirkan dengan pipa berdiameter 65 mm
dan 100 mm menuju IPAL 2. Pengaliran menggunakan pipa berjenis PVC untuk air limbah
dan memaksimalkan aliran gravitasi. Sistem pengolahan untuk masing-masing IPAL dibuat
sama dengan mengutamakan unit pengolahan pasif untuk minimalisir biaya serta
meningkatkan kemudahan operasional. Terdapat 3 (tiga) alternatif konfigurasi pengolahan
yang selanjutnya dipilih menggunakan metode pembobotan Simple Additive Weighting (SAW)
dengan parameter kebutuhan lahan, kemudahan konstruksi, biaya konstruksi, kemudahan
operasional pemeliharaan, biaya operasional pemeliharaan, serta dampak lingkungan.
Konfigurasi unit terpilih terdiri dari bar screen, bak ekualisasi, settler yang terhubung dengan
Anaerobic Baffled Reactor (ABR), bak pengendap kedua, serta subsurface constructed wetland
yang berfungsi sebagai unit desinfeksi. Lumpur akan dialirkan menuju bak pengumpul dengan
periode pengurasan 6 bulan dan air keluaran IPAL akan dialirkan menuju sungai kecil terdekat
yang terhubung dengan Sungai Kapuas