Abstrak - Fajar Catur Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Fajar Catur Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Fajar Catur Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fajar Catur Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fajar Catur Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fajar Catur Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fajar Catur Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Fajar Catur Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Fajar Catur Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fajar Catur Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Fajar Catur Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Kabupaten Lebak menempati posisi 15 dari 514 kabupaten dan kota dengan indeks risiko bencana tertinggi. Beragam jenis bencana terjadi di Kabupaten Lebak, beberapa diantaranya disebabkan oleh pergerakan tanah. Pada tahun 2023, Kabupaten Lebak mengalami kerugian 200 miliar hingga menelan korban jiwa akibat bencana tersebut. Demi meminimalisasi dampak buruk, diperlukan sebuah informasi yang dapat dijadikan dasar acuan untuk membuat kebijakan penanggulangan bencana. Peta Risiko Bencana Gerakan Tanah di Kabupaten Lebak dapat menjadi solusi yang dipilih untuk mengurangi dampak buruk bencana pergerakan tanah. Peta risiko sebenarnya selalu diproduksi secara berkala setiap 5 tahun sekali oleh BNPB. Namun, mengingat masih banyaknya kejadian bencana dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, maka proyek ini akan memperbarui peta risiko yang telah dibuat. Peta Risiko Bencana Gerakan Tanah disusun mengikuti petunjuk yang ada pada Buku RBI tahun 2016 dan Modul Teknis KRB Tanah Longsor tahun 2019. Peta risiko terbentuk dari hasil penggabungan peta bahaya, kerentanan, serta kapasitas. Ketiga peta penyusun tersebut disusun dengan mengikuti ketentuan yang berlaku. Selain itu, dilakukan pengukuran langsung dengan menggunakan GNSS untuk mengetahui vektor pergerakan tanah yang terjadi di wilayah sampel. Peta yang dihasilkan pada proyek kali ini telah tervalidasi sehingga dapat dikatakan sudah cukup baik.